Jumat, 06 Februari 2015

Metode-Metode untuk Menguatkan, dan Memperkokoh Kuda-Kuda


Ketika kita belajar Beladiri, maka kita pasti akan belajar berlatih kuda2. Tidak perduli baik seorang pemula maupun senior sekalipun dalam beladiri dituntut untuk berlatih terus belajar dan berlatih kuda2. Kenapa kita perlu mempelajari dan berlatih kuda2 secara terus menerus? Karena beladiri tanpa kuda-kuda ibarat rumah tanpa pondasi.Karena hampir seluruh beladiri mempunyai kuda-kuda, baik kuda-kuda umum maupun kuda-kuda khusus. Sedemikian pentingnya kuda-kuda bagi beladiri khususnya Karate maka pelajaran mengenai hal ini sudah harus mulai dilatih dengan serius pada tingkat dasar. Banyak ragam metode untuk menguatkan kuda-kuda, misalnya dengan berdiam diri dengan posisi kuda-kuda dengan waktu yang lama. Di beladiri tertentu bahkan terdapat jurus khusus untuk menguatkan kuda-kuda, semakin tinggi tingkatan maka penguatan kuda-kuda dapat ditingkatkan dengan menggunakan beban. Metode yang juga sangat penting adalah dengan memperbanyak lari, sebaiknya lari ini tidak hanya dilakukan di tanah datar, tetapi juga dilakukan di tanah mendaki, menurun atau bergelombang. Dengan latihan seperti ini maka kaki akan semakin kokoh menapak disegala posisi karena ketika bertarung kita tidak sepenuhnya dapat menentukan lokasi pertempuran, misalnya kita hanya mau bertarung di daerah datar atau daerah yang berumput saja. Latihan kuda-kuda akan semakin bagus untuk dilatih di daerah yang licin atau daerah yang statis misalnya di atas perahu, metode penguatan yang lain adalah dengan cara berlatih di laut dengan menahan hantaman ombak, jenis latihan ini harus hati-hati karena kalau belum kuat dan tidak didampingi rekan latihan bisa membawa petaka yaitu terseret ombak laut. Yang sedikit lebih aman adalah dengan berlatih di bawah air terjun dengan cara menahan diri dari terjangan air terjun. Dan masih banyak lagi metode untuk menguatkan kuda-kuda,
Kuda-kuda mempunyai fungsi yang sangat esensial dalam setiap serangan, pertahanan maupun langkah hindaran, dimana semua gerakan ini terangkum dalam jurus (KATA) yang sudah formulasikan dalam setiap tingkatannya. Tanpa kuda-kuda yang kokoh maka serangan akan menjadi lemah karena tidak adanya penopang yang kuat, demikian juga ketika menahan serangan, tanpa kuda-kuda yang kokoh maka akan mudah robohlah pertahanan kita dan ketika melakukan langkah hindaranpun keberadaan kuda-kuda sangat diperlukan, karena tidak mungkin langkah hindaran ini dapat dilakukan dengan lincah dan cepat tanpa adanya kuda-kuda yang kokoh.

Senin, 19 Januari 2015

Bela Diri dalam arti sebenarnya



Kalau saya boleh berfatwa, maka bela diri akan saya wajibkan untuk setiap Muslim dan Muslimah. Tapi berhubung derajat saya masih bagaikan bumi dan langit dengan ulama-ulama sekaliber Yusuf al-Qaradhawi, misalnya, maka biarkanlah hal ini tetap menjadi sebuah saran pribadi. Tapi ini adalah sebuah saran yang amat serius. Tidak main-main.
Paling tidak ada dua alasan kenapa saya ‘berfatwa’ demikian :

1. Kenyataannya, bela diri adalah sunnah Rasulullah saw. Banyak orang bilang bahwa Rasulullah saw. tidak pernah belajar bela diri. Kalau dikatakan beliau tidak pernah berguru pada seorang guru silat, mungkin memang benar. Namun rasanya terlalu gegabah kalau mengatakan bahwa beliau tidak bisa bela diri, mengingat track record beliau yang sangat mengagumkan di medan perang. Tidak seperti jenderal jaman sekarang, beliau selalu berada di garis terdepan. Memang beliau pun bisa terluka, tapi kehebatan tempurnya tidak bisa diragukan lagi. Menurut saya, mereka yang bilang bahwa Rasulullah saw. tidak bisa bela diri harus rajin-rajin menelaah sirah nabawiyah kembali. Faktanya sudah sangat jelas, kok!

2. Bela diri adalah kebutuhan dakwah. Sudah bukan rahasia lagi bahwa dakwah Islamiyah sekarang ini dimusuhi habis-habisan. Musuh-musuh Islam tidak akan segan-segan melakukan kekerasan pada para kader dakwah. Di Mesir, Ikhwanul Muslimin menjadi oposisi terbesar, sekaligus menjadi golongan penghuni penjara yang paling banyak. Di Aljazair, partai Islam dikudeta oleh militer meskipun memenangkan pemilu secara adil. Di Indonesia, para preman tidak jarang dikerahkan untuk mengintimidasi kegiatan-kegiatan partai dakwah. Ini adalah kenyataan, bung! Kita harus survive. Bela diri adalah salah satu solusi yang baik.

Di samping itu, ada beberapa pelajaran bagus yang dapat kita ambil dari bela diri. Pelajaran-pelajaran itu sifatnya bukan hanya teori, melainkan empiris juga. Anda harus merasakannya dahulu baru bisa mengerti. Membaca uraian ini tidak akan banyak membantu jika Anda tidak pernah merasakan ‘sensasinya’. Paling tidak ada lima pelajaran yang dapat kita petik dari ilmu bela diri.
Apa adanya. Bela diri itu memang apa adanya. Jujur pada kenyataan. Bela diri akan segera hancur binasa kalau sudah mulai tidak jujur pada kenyataan. Bela diri adalah ilmu yang mengajarkan cara untuk menyelamatkan diri. Karena itu, ia haruslah bertolak dari kenyataan di lapangan. Kalau tidak mau bersikap apa adanya, maka bukan bela diri lagi namanya, melainkan sekedar olah raga atau tari-tarian.
Contoh gampangnya begini. Dalam pertarungan sebenarnya, peraturan apakah yang dipakai? Tentu tidak ada! Kita tidak bisa memaksa lawan untuk menggunakan tangan kosong, atau menyuruh mereka untuk tidak menggunakan senjata. Kita juga tidak bisa protes kalau mereka mengeroyok kita. Kita pun tidak mungkin meminta body protector demi keselamatan bersama. Kita tidak bisa mencegah mereka untuk menusuk mata atau menendang kemaluan. Itulah kenyataan di jalanan. Kalau bela diri sudah mengabaikan kenyataan itu, maka hancurlah esensi bela diri itu sendiri. Mungkin ia akan tetap banyak diminati, namun esensinya akan hilang.
Saya ambil contoh perbandingan antara Judo dan Gracie Jujitsu. Sebenarnya, kedua bela diri ini nenek moyangnya sama. Sama-sama Jujitsu. Akan tetapi, dalam pertarungan di UFC dan Pride, misalnya, yang menang selalu Gracie Jujitsu, bukan Judo. Apa bedanya? Bedanya, Gracie Jujitsu berlatih dengan mempertimbangkan semua jenis lawan. Lawan yang gemar memukul, gemar menendang, gemar kuncian, semuanya dipelajari. Gracie Jujitsu juga mengembangkan teknik-teknik yang memungkinkannya menaklukkan lawan yang tidak mengenakan gi (seragam bela diri ala Jepang, misalnya seragam Judo atau Karate). Di sisi lain, Judo selalu berkutat dengan aturan ini-itu. Tidak boleh memukul, tidak boleh menendang, dan sebagainya. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Akan tetapi, saya sangat menghargai kejujuran Jigoro Kano, sang pendiri Judo, yang menegaskan bahwa Judo bukanlah untuk bertarung, melainkan untuk sportifitas.
Bela diri mengajarkan kita untuk bersikap apa adanya. Bruce Lee mengabaikan aliran kung fu yang dipelajarinya sebelumnya dan kemudian menciptakan sebuah aliran baru, yaitu Jeet Kune Do. Menurutnya, kung fu klasik itu keblinger. Anatomi manusia jelas beda dengan binatang. Karena itu, gerakan yang efektif bagi manusia jelas beda dengan gerakan yang efektif untuk hewan. Lalu apa gunanya mempelajari gerakan-gerakan belalang sembah, harimau, bangau, dan sebagainya? Mengapa kita tidak menghadapi kenyataan bahwa anatomi manusia memang begini adanya, lalu merumuskan teknik-teknik yang sesuai dengannya?
Masutatsu Oyama, seorang pemilik nama besar di dunia Karate, juga melakukan ‘revolusi’ yang sama dalam bela diri. Beliau tidak dikenal karena penguasaan rangkaian jurusnya (kata). Oyama dikenal karena kekuatannya. Latihannya sederhana. Pergi ke hutan, cari apa pun yang bisa dipatahkan dengan tangan dan kaki. Alhasil, ia menjadi salah seorang petarung yang paling ditakuti di Jepang. Inilah realita lapangan. Setuju atau tidak, ya terserah!
Bela diri bukanlah seni yang berindah-indah. Bela diri adalah segala cara yang bisa digunakan untuk menjamin keselamatan pribadi dan orang lain (tidak termasuk keselamatan lawan). Mungkin terdengar kasar dan kejam, tapi dunia ini memang kejam, kawan!
Semua ada tahapannya. Belajar bela diri tidak mungkin tanpa tahapan. Kita tidak mungkin langsung berlatih ke tahap advance tanpa melalui tahap-tahap basic terlebih dahulu. Ini juga merupakan sunnatullaah. Tidak ada manusia yang langsung bisa. Kalau berhasil, maka kita tidak perlu bangga, karena masih ada tahapan lain yang lebih tinggi dan lebih susah. Kalau gagal, kita pun tidak perlu kecewa, karena semuanya pernah gagal. Bruce Lee dan Masutatsu Oyama juga pasti pernah gagal. Kesadaran akan ‘tahapan’ ini memberikan banyak konsekuensi dan memberikan banyak pelajaran bagi kita.
Jam terbang adalah segalanya. Percayalah, meskipun sama-sama latihan memukul, orang yang baru belajar sehari jelas beda dengan orang yang sudah berlatih setahun. Dalam bela diri, tidak ada jalan pintas atau calo. Kalau mau lebih hebat, ya berlatihlah lebih giat! Tidak ada tempat untuk orang manja yang mau enaknya saja. Dengan repetisi ratusan atau ribuan kali, jurus yang sulit pun akan terkuasai. Cepat atau lambatnya itu urusan belakangan (lebih tepatnya lagi : itu urusan Allah). Yang penting ikhtiar saja dulu habis-habisan. Inilah cara berpikir yang harus digunakan oleh setiap Muslim, apalagi mereka yang membaktikan dirinya dalam dakwah.
Selalu ada pilihan. Dalam hidup, manusia selalu punya pilihan. Udara dingin tidak mesti menjadikan kita kedinginan. Keadaan sulit tidak harus membuat kita putus asa. Semuanya adalah pilihan yang dapat kita ambil. Bahkan tidak memilih pun merupakan sebuah pilihan. Anda dapat berlatih malas-malasan dan seperlunya, namun akhirnya kemampuan Anda akan tumpul dengan sendirinya. Atau, Anda dapat berlatih dengan giat, dengan imbalan mendapatkan peningkatan kemampuan yang signifikan.
The choice is all yours !
Tidak ada jalan selain sabar. Sabar adalah suatu fungsi kekuatan. Sabar sama sekali tidak identik dengan kelemahan dan ketidakberdayaan. Orang yang mampu sabar adalah orang yang ditakdirkan untuk jadi kuat. Mereka yang ingin jadi ahli bela diri harus berlatih dan berlatih, tidak kenal hari libur dan tidak peduli musim. Kalau mau lebih hebat lagi, mau tidak mau ya harus lebih sabar lagi. Ini adalah sunnatullaah yang sangat penting untuk disadari dan berlaku umum dalam segala persoalan.
Jadi, marilah kita belajar bela diri! Bela diri yang mana, nih? Saya rasa kriteria ‘apa adanya’ bisa membantu Anda untuk memilih bela diri yang sesuai dengan kenyataan di lapangan.

sumber tulisan : http://metafisis.net

Rabu, 16 Juli 2014

7 RAHASIA TEKNIK KARATE YANG MEMATIKAN

 
1. Katachi (= Bentuk )
Bentuk (Katachi) yang benar adalah selalu berhubungan erat dengan prinsip-prinsip dari ilmu fisika dan ilmu gerak. Syarat utama dari teknik yang benar adalah memiliki keseimbangan yang baik, serta stabilitas yang tinggi dari gerakan masing-masing bagian tubuh. Karena gerakan-gerakan akan dilakukan dalam rangkaian yang cepat didalam jangka waktu yang singkat. Ini adalah suatu prinsip dasar dari sebuah teknik karate, karena pukulan dan tendangan hal yang sangat penting dari seni bela diri karate. Kebutuhan akan keseimbangan yang baik dapat dilihat terutama sekali didalam
menendang, di mana tubuh itu adalah biasanya ditunjang oleh satu kaki. Untuk menahan efek (tenaga balik) yang besar, ketika suatu pukulan didaratkan, stabilitas semua sambungan di lengan dan tangan dan kaki serta bagian tubuh lainnya
adalah hal yang penting diperhatikan.
Dengan berubahnya situasi dan perubahan teknik yang dilakukan, pusat gravitasi berubah ke kanan, ke kiri, ke depan, atau belakang. Ini tidak bisa dilaksanakan kecuali jika syaraf dan otot-otot sungguh terlatih.
Berikutnya, berdiri dengan satu kaki jangka waktu yang lama akan membuat kita mudah diserang (terbuka), maka menyeimbangkan harus terus menerus dilakukan dari satu kaki ke kaki lainya. Karateka harus siap menghindari dan membalas satu pukulan dan siap untuk serangan yang berikutnya.
2. Kokyo (= Pernafasan )
Pernafasan dikoordinasikan dalam pelaksanaan suatu teknik, secara rinci, menarik napas (menghirup) ketika menangkis, menghembuskan ketika memfokuskan (memusatkan) teknik ketika dilaksanakan, dan menarik napas lalu menghembuskan nya ketika teknik teknik yang berurutan dilaksanakan. Bernafas harus tidak seragam; ia akan berubah sesuai dengan perubahan situasi.
Ketika menarik napas (mengisi paru-paru penuh denganoksigen), tetapi ketika membuangnya (menghembuskan) udara tidak dibuang seluruhnya. Biarkan 20 persen tetap didalam paru-paru. Membuang (menghembuskan) seluruh udara yang ada didalam tubuh akan menyebabkan tubuh lemah sehingga kita tidak bisa menangkis, bahkan suatu pukulan yang lemah, serta tidak akan mampu untuk melakukan gerakan berikutnya.
3. Kime (= Pemusatan/Pemfokusan)
Tanpa nafas maka tidak akan ada kehidupan. Tanpa "Kime" Karate adalah tak bernyawa. Adalah penting bahwa karateka harus memahami bahwa semua teknik karate yang harus dilaksanakan dengan kime. Kime adalah memfokuskan/memusatkan energi mental, pernafasan dan puncak kekuatan secara fisik di dalam suatu titik yang diserang.
Karate bukanlah apa-apa tanpa semua unsur-unsur ini. Kunci dari kime adalah pernafasan. Setiap aktivitas secara fisik memerlukan teknik bernafas yang benar, yang akan bekerja dengan tubuh bukan melawannya. Geraman atau erangan tidak akan menghasilkan apa-apa. Seorang karateka harus menggunakan teknik pernafasan dengan menggabungkannya dengan kekuatan otot (tenaga) untuk menghasilkan daya ledak (kekuatan) yang maksimum (menghasilkan kekuatan paling yang mungkin kuat).
Ada berbagai metoda-metoda tentang teknik pernafasan, tetapi metode dasar untuk\ pemula-pemula adalah: 'Satu nafas satu teknik'. Pada waktu rileks (teknik tidak dilakukan) tetapi kendalikan cara bernafas dengan membuang nafas keluar melalui mulut yang terbuka sedikit, akhir pernafasan dan bersamaan dengan akhir teknik menutup mulut secara cepat seperti seolah-olah kita mengigit dan secara bersamaan mengeraskan otot perut, mengkontrasikan (mengeraskan) otot-otot tubuh dan selanjutnya sebelum satu detik rilekskan otot dan menghirup secara normal. Ketika mengeraskan otot perut, perut harus lurus dan terangkat kedepan.
4. Kiai (= Peledakan Energi / Puncak Semangat)
Kiai itu adalah teriakan akhir suatu teknik yang berbarengan dengan pembuangan nafas sehingga pelaksanaan kime yang akan memaksimalkan kuasa gerakan. Kiai juga mempunyai pengaruh yang akan mengejutkan lawan dan membuat mereka tidak bisa membalas.
Konsep dari KI adalah di puncak dari semua seni beladiri dan filsafat (Jepang). KI adalah
roh dan energi beserta pertemuan nafas AI pada [suatu] saat dampak. Melakukan kiai adalah sangat penting. Kiai tidak sekedar suatu sorak atau suara melengking dari kerongkongan. Jika kita menaruh tangan di perut ketika batuk kita akan
merasakan otot-otot perut kita berkontraksi (mengeras). Hal ini sesungguhnya adalah awal dari kiai.
Pertama-tama pahami prinsip-prinsip dan bernafas - Kime seperti dijelaskan diatas - lalu mengabungkannya didalam kiai yang dilakukan.
5. Power and Speed ( = Kekuatan dan Kecepatan )
Kekuatan dihimpun dari kecepatan. Kekuatan berotot saja tidak akan memungkinkan seseorang untuk ahli seni beladiri, atau didalam setiap olahraga sebetulnya. Kekuatan kime (pemfokusan/pemusatan tenaga) pada setiap teknik dasar karate berasal dari konsentrasi kekuatan yang maksimum pada saat waktu benturan (akhir suatu teknik), sangat tergantung dari kecepatan dari pukulan atau tendangan. Kecepatan dan kekuatan pukulan dari seorang karateka yang terlatih baik bisa mencapai tiga belas meter per detik dan menghasilkan kekuatan (tenaga setara dengan tujuh ratus kilogram).
Meskipun kecepatan adalah penting, ia tidak bisa efektif tanpa kendali. Kecepatan dan kekuatan dihasilkan dari pemanfaatan kekuatan dan reaksi. Untuk tujuan ini, satu pengetahuan (pemahaman) dinamika gerak dan penerapannya adalah sangat penting.
6. Concentration and Relaxation of Power (= Konsentrasi & Rileksasi Tenaga )
Tenaga maksimum adalah konsentrasi kekuatan semua bagian-bagian dari tubuh di target. Tidak hanya mengeraskan lengan dan kaki-kaki. Dengan kata lain penting adalah mengurangi pengunaan tenaga yang tidak perlu ketika melaksanakan suatu teknik, akan menghasilkan tenaga yang maksimal ketika diperlukan. Pada dasarnya, kekuatan tenaga dimulai pada saat kosong (nol), dan pada puncaknya (akhir suatu teknik) menjadi seratus persen (ketika berbenturan dengan sasaran), dan secepatnya kembali kosong (nol).
Merilekskan tenaga tenaga bukan berarti
mengurangi kewaspadaan. Selalu waspada dan bersiap untuk gerakan berikutnya.
7. Strengthening of Muscular Power (= Memperkuat Kekuatan Otot)
Pemahaman (pengetahuan) terhadap teori dan prinsip-prinsip dasar karate, tanpa otot-otot yang kuat, terlatih baik dan elastis (lentur) untuk melakukan suatu teknik adalah hal yang sia-sia. Memperkuat otot-otot memerlukan pelatihan rutin.
Pengetahuan teori dan prinsip tanpa kekuatan, latihan yang benar, kelenturan otot untuk melakukan suatu teknik adalah sia-sia (tidak efektif). Adalah sangat penting untuk mengetahui otot yang digunakan untuk melakukan suatu teknik, melatih otot secara khusus (otot yang spesifik), sangat efektif untuk memperbaiki teknik. Dan sebaliknya, semakin sedikit otot-otot yang tak perlu yang digunakan, semakin sedikit hilangnya energi. Otot yang bekerja secara penuh dan harmonis akan menghasilkan teknik-teknik efektif dan kuat.
(Irama dan waktu) Didalam setiap cabang olahraga, kemampuan puncak dari seorang atlit adalah sangat berirama. Hal ini juga berlaku di karate. Irama dan waktu suatu teknik seperti ritme (beat) didalam musik. Tiga faktor pokok adalah pengunaan tenaga yang benar, kelancaran (kecepatan) gerak atau perlambatan gerak ketika melaksanakan teknik serta melenturkan dan mengkontraksikan (mengeraskan) otot.
Kemampuan puncak dari seorang atlit bukanlah hanya bertenaga tetapi juga sangat berirama dan indah. Mengetahui suatu perasaan (pengertian dari irama dan pemilihan waktu adalah satu cara yang sempurna untuk mendapat kemajuan di dalam seni karate.
Sumber : http://suryakarateclub.blogspot.com/2011/04/7-rahasia-teknik-karate-mematikan.html







Kamis, 03 Juli 2014

OLAH RAGA SAMBIL PUASA...




Puasa seringkali dijadikan alasan bagi seseorang untuk tidak berolahraga. Padahal, olahraga ringan sebenarnya masih bisa dilakukan saat menjalani puasa. Bahkan jika rutin melakukan olahraga, tubuh akan semakin bugar dan mengurangi efek lemas. Lantas kapan waktu yang paling tepat untuk berolahraga saat sedang puasa?

"Saya ingin menegaskan, puasa itu bukan alasan untuk tidak olahraga. Kalau mau tetap bugar saat berpuasa ya seharusnya tetap melakukan olahraga. Lakukan saja yang ringan, tidak perlu yang berat-berat.

sebagai muslim puasa merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan. disisi lain menjaga kesehatan juga suatu keharusan, jadi bagaimana kita bisa melaksanakan kewajiban berpuasa tetapi tetap bisa menjaga kesehatan.

pada saat berpuasa alat pencernaan kita istirahat dari aktivitasnya, sehingga racun" yang tersimpan selama sebelas bulan akan di bersihkan, tetapi efek yang kita rasakan saat berpuasa adalah lemes dan kurang tenaga. itu hal yang wajar dan masuk akal, karena asupan makanan yang terbatas.

tetapi dengan asupan makanan yang terbatas tersebut bukan berarti aktivitas kita terhambat karenanya dengan demikian pada saat puasa kita bisa melakukan olahraga untuk tetap menjaga kesegaran tubuh terutama otot" tubuh yang tidak bisa di istrirahatkan dengan alasan berpuasa.

kalau hari biasa kita normal melakukan aktivitas fisik terutama yangg terbiasa melakukan olah raga. saya sarankan dalam bulan puasa pun aktivitas itu masih bisa dilakukan, dengan catatan kuantitas pengeluaran energi untuk olah raga itu juga diseimbangkan, dengan artian jumlah gerakan dan waktu yang harus di sesuaikan.

waktu yang tepat berolahraga dalam keadaan berpuasa adalah sore hari sekitar pukul 15.00. lama olahraga juga bisa disesuaikan rentang waktunya yaitu antara 30 menit sampai 45 menit.

- JALAN SANTAI adalah olah raga yang ringan dan tidak begitu banyak mengeluarkan energi, jalan santai di lakukan di daerah yang tidak banyak mengandung polusi, tetapi harus di tempat yg kaya oksigen, seperti di taman hijau atau perkebunan dan tempat tempat yang sekiranya banyak menyediakan oksigen yang segar.

- PELEMASAN OTOT adalah hal yg tidak boleh di tinggalkan sebelum melakukan gerakan inti.

- GERAKAN UTAMA , gerakan utama dalam belorah raga di saat kita berpuasa adalah melakukan push up 10 set x 3, setup 8 set x3. serta backup 8 set x 3..

hal yang penting juga setelah melakukan olahraga jangan langsung mandi karena bisa mengakibatkan masuk angin,.

selamat mencoba semoga bermanfaat dan badan kita selalu segar di bulan puasa ini amin....  

Selasa, 10 Juni 2014

TES TENAGA DALAM DIRI SENDIRI


Cara Mengetes Tenaga Dalam diri sendiri
Cara Pertama:

Duduklah bebas, bersila ato bersimpuh, letakkan kedua telapak tangan di depan pusar dengan telapak tangan kanan disebelah dalam. Pejamkan mata kosongkan pikiran, rilex. Dengarkanlah detak jantung anda. Rasakan  apa yg terjadi dengan kedua telapak tangan kita. Perlahan kedua telapak tangan kita akan berputar mengelilingi pusar dan bergetar tanpa komando kita. Biarkanlah kedua telapak tangan berputar2 ato bergerak semakin cepat. Ini terjadi sebagai akibat dan bukti dari penyimpanan energi dalam cakra pusar.

Cara Kedua:
Duduklah dgn tenang dan rilex namun jangan bersandar. Tariklah napas perlahan10 detik tahan 10 dtk hembus perlahan 10 dtk juga. Tempelkan lidah dilangit2. Gosok telapak tangan didepan dada saling berhadapan dengan jarak 20 cm. pejamkan mata dan kosentrasi pikiran pd telapak tangan. lalu regangkanlah telapak tangan menjauh hingga 40 cm tanpa berhenti rapatkan kembali kedua telapak tangan saling mendekat 20 cm dan regangkan kembali nanti kita akan merasakan ada bola kapas halus ato ada dorongan seperti memegang balon diantara telapak tangan kita.

Cara Ketiga:
Ambil 2 dua buah tomat yg masih segar. ambil salah satu lalu kita pegang dan visualisasikan mengisi energi kebuah tomat tersebut dengan menahan nafas dan membayangkan energi mengalir dari telapak tangan, ulangi 3 kali, lalu simpanlah 2 buah tomat yg sudah dialiri energi dan tidak di aliri energi  disuatu tempat dengan jarak 1 meter bukan di kulkas, dan lihat dalam beberapa hari akan terjadi perbedaan antara tomat yg diisi dan dgn yg 
tidak diisi energi.
SELAMAT MENCOBA....!!!

Jumat, 06 Juni 2014

WARNA SABUK MELAMBANGKAN KARAKTER


Sabuk Karate sendiri terdiri dari 6 warna sabuk yang diawali dari sabuk putih dan yang tinggi sabuk hitam. Arti dari warna sabuk tersebut yakni :
·         SABUK PUTIH: melambangkan kemurnian dan kesucian. Kemurnian dan kesucian ini merupakan kondisi dasar dari pemula untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari guru masing-masing. Artinya berkembang atau tidaknya karateka ini tergantung dari apa yang diberikan oleh
senpai atau sensei mereka. Kemudian, setelah materi atau nilai Karate telah disampaikan sesuai dengan apa yang seharusnya, selanjutnya tanggung jawab ada pada masing-masing individu.
·         SABUK KUNING: melambangkan warna matahari yang diibaratkan bahwa karateka telah melihat “hari baru” dimana dia telah mampu memahami semangat Karate, berkembang dalam karakter kepribadiannya dan juga teknik yang telah dipelajari. Sabuk kuning juga merupakan tahapan
terakhir dari seorang “raw beginner” dan biasanya sudah mulai belajar tahapan-tahapan gerakan kumite bahkan ada juga yg mulai turun di suatu turnamen.
·         SABUK HIJAU: Sabuk ini merepresentasikan warna rumput dan pepohonan. Pemegang sabuk hijau ini sudah harus mampu memahami dan menggali lebih dalam lagi segala sesuatu yang berkaitan dengan karate seiring dengan bertumbuhnya semangat dan teknik gerakan yang sudah
dikuasainya. Sifat dari warna hijau ini adalah pertumbuhan dan harmoni. Dengan demikian seorang karateka sabuk hijau diharapkan dalam proses pertumbuhannya mulai bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
·         SABUK BIRU: Warna sabuk ini melambangkan samudera dan langit. Artinya karateka harus mempunyai semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudera. Karateka harus sudah mampu memulai berani untuk menghadapi tantangan yang dihadapinya dengan semangat
tinggi dan berfikir bahwa proses latihan adalah sesuatu yang menyenangkan dan bisa merasakan manfaat yang didapatkan. Karateka harus sudah bisa mengontrol emosi dan berdisiplin.
·         SABUK COKLAT: Warna sabuk ini dilambangkan dengan tanah. Sifat warna ini adalah stabilitas dan bobot. Artinya seorang karateka pemegang sabuk coklat mulai dari tingkatan kyu 2 sampai 1 harus bisa memberikan kestabilan sikap, kemampuan yang lebih dari pemegang sabuk di
bawahnya, dan juga sikap melindungi bagi junior-juniornya. Selain itu, sikap yang harus dimiliki adalah sikap menjejak bumi (down to earth) dan rendah hati pada sesama.
·         SABUK HITAM : Warna hitam sendiri melambangkan keteguhan dan sikap kepercayaan diri yang didasari pada nilai kebaikan universal. Warna sabuk ini menjadi idaman bagi setiap karateka untuk mendapatkannya. Namun, di balik semua prestise sabuk hitam terdapat tanggung jawab besar
dari karateka. Pada tahap ini, pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai selanjutnya sebenarnya baru memasuki tahap untuk mendalami karate yang lebih mendalam. Teknik maupun penguasaan makna hakiki dari kebaikan nilai karate sudah harus menjadi bagian dari karateka. (penggambaran Gichin Funakohsi).
Sebagian perguruan Karate di Indonesia, menggunakan sistem peringkat selain sabuk yakni kyu, ada beberapa perbedaan ketika sabuk biru (kyu 4) mengikuti ujian kenaikan sabuk coklat. Ada yang turun kyu dari kyu 4 menjadi kyu 3,5. Di perguruan lain ada yang langsung dari kyu 4 menjadi kyu 3. Dengan demikian, bagi sebagian perguruan Karate di Indonesia ada yang menerapkan ujian kenaikan sabuk coklat sebanyak 4 kali (2 tahun atau 4 semester) sampai mendapat kyu 1. Namun bagi sebagian yang lain, bisa hanya sampai 1,5 tahun atau 3 semester. Maka warna sabuk dalam Karate selain sebagai pembeda antara karateka yang baru belajar/pemula dengan yang sudah lama menekuni Karate, sabuk dipergunakan lebih luas dari itu yakni sebagai proses pendorong bagi karateka untuk terus giat belajar dan berlatih. Selain itu juga, bagaimana perbedaan sabuk ini justru menjadi dorongan bagi semua karateka untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Kamis, 24 April 2014

Macam-macam Serangan tangan dalam KARATE

Choku-tsuki (直突き), pukulan Lurus
adalah unsur teknik serangan  dalam Budo -disiplin karate dan merupakan istilah umum untuk pukulan lurus ke depan. Istilah ini tidak mendefinisikan set kaki Chokuzuki untuk eksekusi, dengan demikian menunjukkan teknik lengan murni. Dia berada dalam posisi dasar simetris seperti Heiko Dachi , Kiba Dachi atau Dachi Shiko  Dengan posisi kaki asimetris yang tergantung pada kaitannya dengan posisi kaki / gerakan subtipe spesifik berbeda sebagai Oizuki (pukulan sama sisi), Gyakuzuki (saling pukulan), Kizamizuki (shock bouncing).
ni adalah perwujudan dari Chokuzuki Selain blok teknik Oizuki
(atau Chokuzuki) merupakan salah satu teknik pertama bagi seorang siswa yang baru belajar. dan merupakan  mitra untuk Gyakuzuki (saling pukulan) spiel: Contoh: Jika dalam menjalankan tehnik Oizuki oleh karateka dimana  kaki kanan ke depan dan bersamaan dengan kepalan kanannya mengeksekusi dengan dorongan sebagai sarana  dalam pengiriman hukum.

Oi-tsuki (追い突き)pukulan dengan lengan
Oi-zuki sering disebut sebagai `sepak terjang pukulan '. Oi-zuki bersama dengan gyaku-zuki adalah teknik ofensif inti dalam karate yang paling tua. Tanpa penguasaan dan penajaman teknik-teknik dasar, maka segala tehnik pukulan yang lain nya tidak akan relevan. Oi-zuki sangat penting
terutama bahkan dalam bentuk yang paling dasar yakni mengembangkan rotasi pinggul dan (kompresi dan ekspansi dari tubuh).
Punching lengan di depan dan lurus, Lengan lainnya ditarik kembali dan posisikan di pinggul, Kedua bahu sejalan dan menghadap ke depan, Pinggul menghadap ke depan dan membuka, terjang dengan pukulan lurus kedepan,  kuda kuda Kaki di Zenkutsu-Dachi. 
Gyaku-tsuki (逆突き), pukulan dengan Lengan belakang
 adalah teknik Karate yang melibatkan pukulan yang dilakukan  oleh lengan belakang. . Sebuah  gyaku Tsuki kadang-kadang disebut "pukulan terbalik". . Hal ini juga dilaksanakan dengan baik jika Anda menggunakan pinggul untuk mendorong ke depan. Pukulan  Ini adalah salah satu pukulan paling sering digunakan dan efektif digunakan dalam perkelahian karate.  Gerakan dari Gyaku Zuki terdiri dari otot seperti gluteus maximus, otot betis dan otot paha. 

NUKITE UCHI (Spear-hand strike) Secara hariah artinya  “Tangan yang menusuk” Juga artinya Tangan Tombak, shihon Nukite atau yondan Nukite (empat jari tangan tombak). Terkadang yondan Nukite  dan dibedakan oleh bagaimana jari-jari yang di bengkok sehingga keempat jari yang sesuai, sebagai lawan shihon Nukite. Serangan dengan Nukite kadang-kadang disebut Nukite zuki 貫 手 突き (atau tombak tangan) (Matsubayashi ryu). Varian termasuk nihon Nukite, tangan tombak dua-jari, sering digunakan untuk menyerang mata, dan ippon Nukite, tangan tombak satu-jari, dengan kuda kuda Kokutsu Dachi. Dalam seni kata dipergunakan seperti dalam Heian Nidan 
 
 URAKEN UCHI (Backfist Strike)
Pukulan Tinju Membalik adalah salah satu teknik tangan yang paling tercepat  karena menggunakan gerakan patah/kejut dari gerakan menohok seperti orang mencambuk tiba tiba.  Itu adalah teknik yang sangat bergantung pada titik tujuan serangan untuk mencapai hasil terbaik. Menggunakan bagian belakang tangan (tinju) yakni  dari buku-buku jari yang dikepalkan, dan serangan dengan buku-buku jari untuk target seperti alis atau bibir atas bisa sangat menyakitkan.  Seperti pada Heian Nidan Penggunaan tehnik uraken di pergunakan pada posisi badan menyamping pukulan side ways. 
 
EMPI UCHI (Elbow Strike)

Serangan Siku ini adalah suatu teknik penting dalam seni bela diri, bukan hanya Karate, tapi hampir semua seni bela diri dari berbagai aliran di seluruh dunia mempergunakan trick serangan siku sebagai salah satu senjata pembelaan diri. Serangan siku adalah senjata yang menghancur kan langsung lawan dengan dampak yang maksimum dan sangat efektif. Karena itu, siku berdasarkan sifatnya dapat menimbulkan dampak serangan  tak terbantahkan kekuatan dan kerusakan target baik Chudan maupun Jodan. Banyak gaya dan posisi  yang tergabung dalam serangan siku yang dilancarkan dalam posisi berdiri.
Dalam Empi Uchi berkembang berbagai gaya pukulan yang menggunakan siku seperti Mae Empi Uchi (Front Elbow Strike), Ushiro Mawashi Empi Uchi/ Empi ushiro ate (Back Round/Backward Elbow Strike), Yoko Emp Uchi/ Sakumen Empi Uchi (Side Elbow Strike) Tate Empi Uchi (Vertical Elbow Strike), Otoshi Empi Uchi (Droping Down Strike. dan banyak lagi varian nya, karena kerusakan yang di timbulkan akibat pukulan dengan siku sangat fatal akibatnya seperti menghantan Rahang, Dada leher, Tengkuk bahkan kepala,  maka melatih Empi Uchi dengan berbagai varian nya dengan baik akan menguatkan pukulan dan dampaknya pada sasaran lebih hebat lagi. Dalam Seni Kata  Empi Uchi dipakai dalam kata Heian Jondan. 

 KIZAMI ZUKI
Kizami Zuki  merupakan salah satu serangan paling dasar dalam seni bela diri Karate. Hal ini sebenarnya tidak lebih dari sebuah pukulan jab seperti dalam Tinju yang di lancarkan dari sisi dapan. Namun, jangan tertipu oleh kesederhanaan. Sebagai sesuatu pukulan “pemancing”,  kizami zuki mempunyai berbagai tujuan. Hal ini dapat digunakan untuk mengukur jarak antara Anda dan lawan Anda, mengalihkan perhatiannya dari serangan sejati Anda atau dapat digunakan untuk membukan  jalan bagi kombinasi serangan lanjutan, menggunakan kuda kuda Zen kutsu Dachi 45°. 


 KAGI ZUKI (Hook Punch)
Dilakukan dengan membengkokkan  siku pada sudut paralel 90 °  pada  sudut dan lengan untuk tubuh, lengan dimiringkan sedikit ke bawah posisi, seperti yang digunakan dalam Heian Godan.
Kagi Zuki dilakukan dengan memutar otot inti dan kembali, sehingga mengayunkan lengan, yang membelok  pada sudut  90 derajat, di busur horisontal ke lawan. Sebuah pukulan Kagi Zuki biasanya ditujukan pada dagu, tetapi juga dapat digunakan untuk tubuh yang lain terutama ke hati. 




Morote-tsuki (双手 突き),
Adalah pukulan menggunakan kedua tangan lurus ke sasaran di lancarkan pada saat yang bersamaan, dengan melancarkan pukulan yang kuat pada saat yang bersamaan akan menyulitkan lawan untuk melaksanakan penangkisan serangan, satu tangan mengarah ke bagian tengah tubuh perut (chudan ) Morote-zuki sering digunakan untuk menerobos chudan lawan, Dalam seni kata dapat di lihat pada kata Tekki Shodan. 



YAMA ZUKI (Mountain Punch)
Yama Zuki adalah pukulan simultan yang mengarah ke dua arah yang sama dengan beda titik serangan, yakni bagian atas tubuh (Jodan) seperti leher  dan bagian tengan tubuh (Chudan) terutama bagian ulu hati yang dilakukan dengan kecepatan maksimal. Pada suatu kesempatan pukulan yang dilakukan langsung dan lurus terhadap dua titik yang berbeda mengakibatkan kesulitan untuk melakukan bloking serangan, dalam melaksanakan serangan pukulan Yama Zuki titik kekuatan serangan adalah pada otot dada untuk menyalurkan tenaga melalui dua serangan tangan yang terjulur agar lebih terpusatnya aliran tenaga, tehnik serangan yama zuki dipakai dalam kata Bassai dai dan Wankan. 


TETSUI UCHI (Hammer Strike)
Tetsui Uchi atau pukulan palu godam, dilakukan dengan menggunakan belakang kepalan tangan, serangan seperti pada uraken perbedaan nya adalah pada kepalan pada Urake yang dipergunakan adalah  punggung kepalan dan pada Tetsui memakai dasar/bawah kepalan tangan, tujuan nya adalah untuk menghantam bagian tubuh lawan yang keras seperti kepala, tulang rusuk, tetapi pada suatu situasi tertentu dapat pula untuk menghantam muka maupun ulu hati, Tehnik ini di pakai dalam kata Heian Nidan. 



 HAITO UCHI (Ridge Hand Strike)
Haito berarti "punggungan [tangan]" Haito adalah serangan yang sangat kuat, tetapi menjadi sangat mudah untuk melihat datang nya serangan dan menjadi hampir tidak berguna. Namun, bila digunakan sebagai salah satu dari sebuah alternatif pukulan dan dapat dilakukan dengan persiapan minim, ke rahang atau leher, maka bisa pingsan lawan Anda sementara Anda menindak lanjuti dengan teknik yang lebih kuat. 





TATE ZUKI (Vertikal Punch)
Tehnik  ini sangat mirip dengan serangan gyaku zuki dengan pengecualian tangan yang terjulur diputar  pada sisinya (posisi yang sama seperti di uraken uchi, buku-buku jari ke samping) lengan diperpanjang dengan sedikit membungkuk pada sendi siku. Posisi kepalan vertikal pada saat mengantam. Keistimewaan pukulan ini  adalah terletak pada kelincahan dan kecepatannya. Seseorang yang terlatih dalam menggunakan pukulan ini mampu melancarkan serangan rentetan pukulan ke lawan secara bertubi-tubi dengan kecepatan yang sangat luar biasa, karena semakin pendek jarak kita ke lawan maka serangan pukulan yang akan kita lancarkan akan semakin cepat.. Kelebihan lain dari pukulan ini adalah lebih efisien dalam segi pengeluaran tenaga dibanding gyaku Zuki itu sendiri, tetapi dari segi power Pukulan, Tate Zuki masih dibawah dari Gyaku zuki.

URA ZUKI  (Close short punch, with inverted fist)
pukulan Ura Zuki atau pukulan pendek dengan kepalan terbalik yaitu  gerakan awal permulaan kita dalam memukul, dimana pukulan Ura Zuki mempunyai mamfaat sebagai pukulan untuk jarak yang sangat pendek (jarak sangat dekat) dengan sasaran ulu hati. Pukulan ini sekilas seperti pukulan orang yang sedang bertinju diatas ring.  Jadi  jika seorang Karateka ingin memukul lawannya dalam jarak sangat dekat maka sangat tepat untuk mengeksekusi  pukulan Ura Zuki.