a) Kondisi Fisik Pendukung
Setiap
nomor pertandingan karate harus didukung dengan kondisi fisik yang
prima. Penting nya kondisi fisik bagi karateka saat betanding baik
secara teoritis maupun secara empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal
ini sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988 : 153) bahwa, “Sukses
dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dari kondisi
fisik dalam meningkatkan prestasi atlet.
Kondisi
fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karena tanpa
dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akan
sulit terwujud. Karate adalah cabang olahraga dengan gerakan kompleks,
maka dibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik. Komponen kondisi fisik
yang dibutuhkan oleh seorang karateka saat bertanding adalah antara lain
:
· Kekuatan (strenght)
Kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
· Kecepatan (speed)
Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya.
· Kelincahan (agility)
Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.
· Daya Tahan (endurance)
Kemampuan
seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran
darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus
menerus.
· Kelentukan (flexibility)
Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.
· Koordinasi (coordination)
Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
· Ketepatan (accuracy)
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
· Reaksi (reaction)
Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera.
Secara rinci dapat dijelaskan bahwa anggota tubuh yang membutuhkan komponen kondisi fisik adalah sebagai berikut :
ü Punggung
Punggung membutuhkan kekuatan otot, dan daya tahan otot.
ü Lengan
Lengan membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan power.
ü Tungkai
Tungkai membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelincahan, kelentukan dan power.
b) Gerak Dominan (Biomekanik)
Gerakan
karate seperti memukul, menendang, dan menangkis didominasi oleh
gerakan lengan pada saat memukul dan menangkis dan juga tungkai pada
saat menendang, dimana anggota tubuh yang lain berperan sebagai
pendukung gerakan.
c) Gerak Otot
Gerakan menangkis dan memukul melibatkan otot-otot bahu (shoulder complex) dan otot lengan (elbow) diantaranya :
· M. Deltoideus
· M. Coracobrachialis
· M. Triceps Brachii
· M. Anconeus
· M. Subscapularis
· M. Supraspinatus
· M. Infraspinatus
· M. Teres Mayor
· M. Teres Minor
· M. Biceps Brachii
· M. Brachialis
· M. Coracobrachialis
· M. Tricep Brachii
· M. Ekstensor Karpi Radialis Longus
· M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis
· M. Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis
· M. Digitorum Karpi Radialis
· M. Ekstensor Policis Longus
· M. Pronator Teres
· M. Palmaris Ulnaris
· M. Palmaris Longus
· M. Fleksor Karpi Radialis
· M. Digitorum Profundus
· M. Fleksor Policic Longus
Untuk gerakan menendang otot yang terlibat adalah otot tungkai, antara lain :
· M. Lliopsoas
· M. Gluteus Medius
· M. Pectineus
· M. Gracilis
· M. Adductor Longus et Brevis
· M. Adductor Magnus
· M. Quadriceps Femoris
· M. Biceps Femoris
· M. Semitendinosus
· M. Semimembranosus
· M. Tibialis Anterior
· M. Peroneus Longus et Brevis
· M. Triceps Surae
D. Sistem Energi
Setiap
aktivitas olahraga pasti memerlukan energi. Berikut ini akan dijabarkan
sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga karate.
a) Proses Pembentukan Energi
Dalam
pembentukan energi, terdapat dua macam proses yang dapat ditempuh,
yaitu proses aerobik, proses yang memerlukan oksigen; dan proses
anaerobik, proses yang tidak memerlukan oksigen. Pada proses aerobik
terjadi proses pembakaran yang sempuma. Atom hidrogen dioksidasi menjadi
H2O dan atom karbon dioksidasi menjadi CO2 . Sisa
metabolisme tersebut dikeIuarkan dari tubuh melalui proses pernapasan.
Energi yang diperoIeh dari proses aerobik ini tidak dapat langsung
digunakan otot sebagai sumber energi untuk mengerut. Energi tersebut
dengan proses lebih lanjut digunakan untuk sintesis ATP (adenosine
triphosphate) dan senyawa - senyawa berenergi tinggi yang lain.
Senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang dapat menyimpan energi
dalam jumlah yang besar. Proses pemecahannya yang tidak memerIukan
oksigen dengan menghasilkan energi yang besar itu merupakan proses
anaerobik. Energi yang dihasilkan dari pemecahan ATP ini dapat digunakan
sebagai sumber energi untuk mengerut oleh otot. Proses aerobik dan
proses anaerobik tersebut dalam tubuh selalu terjadi bersama-sama dan
berurutan. Hanya berbeda intensitasnya pada jenis dan tahap kerja
tertentu. Pada kerja berat yang hanya berlangsung beberapa detik saja,
dan pada permulaan kerja pada umumnya, proses anaerobik lebih menonjol
dari pada proses aerobik. Pada keadaan kerja tersebut, sistem
kardiopulmonal belum bekerja dengan kapasitas yang diperlukan. Untuk
penyesuaiannya, diperlukan waktu. Dengan demikian oksigen yang tersedia
tidak mencukupi. Maka keperluan akan energi terutama dicukupi dengan
proses anaerobik. Pada keadaan kerja tersebut terdapat “hutang” oksigen.
“Hutang” ini akan dibayar sesudah berhenti bekerja, sehingga orang
sesudah berhenti bekerja masih terengah-engah dan denyut jantungnya
masih cepat. Bila pekerjaan diteruskan dengan taraf kerja yang tetap,
refleks-refleks tubuh akan mengatur fungsi sistem kardiopulmonal untuk
mencukupi jumlah oksigen yang diperlukan, sehingga dicapai kerja
steady-state. Pada kerja steady-state ini jumlah oksigen yang diperlukan
tetap jumlahnya dari waktu ke waktu. Bila taraf kerja ditingkatkan lagi
dengan menambah beban kerja, pada saat ditingkatkan tersebut terjadi
“hutang” oksigen lagi dan kembaIi proses anaerobik lebih menonjoI. Dan
bila taraf kerja dipertahankan lagi pada taraf yang baru ini, akan
terjadi lagi kerja steady-state tetapi pada taraf yang lebih tinggi.
Jumlah oksigen yang diperlukan pada taraf kerja yang lebih tinggi ini
juga lebih besar. Bila taraf kerja dinaikkan secara bertahap demikian
dengan setiap kali menambah beban kerja, suatu saat seluruh kapasitas
sistem kardiopulmonal terpaksa dikerahkan untuk memenuhi keperluan akan
oksigen. Dalam hal demikian berarti kapasitas aerobik maksimal telah
dicapai. Bila beban kerja dinaikkan lagi, tubuh tidak dapat lagi
menambah persediaan oksigen. Maka kembali proses anaerobik akan lebih
menonjol daripada proses aerobik. Taraf kerja demikian tidak boleh
dipertahankan dalam waktu yang cukup lama (beberapa menit) karena
persediaan tenaga dalam tubuh akan habis dan orangnya mengalami
exhaustion. Proses
anaerobik merupakan proses oksidasi yang tidak sempurna, salah satu
sisa metabolisme nya adalah asam laktat. Maka biIa proses anaerobik
meningkat, kadar asam laktat darah juga meningkat.
b) Energi yang Digunakan
Cabang olah raga karate menggunakan energi antara lain :
· ATP - PC dan LA
Pada
sistem ini oksigen dibawa darah masuk ke dalam setiap sel dan di dalam
mitokondria bersama asam pinupat yang diproduksi saat respirasi aerobik.
Hasil akhir dari reaksi tersebut adalah karbondioksida, air, dan energi
yang kemudian disimpan dalam bentuk ATP agar pada saat latihan energi
dapat digunakan.
· ATP - PC
Konferensi
molekul ADP menjadi ATP (dengan pendekatan fosfat yang ketiga). Energi
yang diambil untuk reaksi ini dapat dikatakan disimpan dalam bentuk ATP.
Zat inilah yang dapat dengan mudah disimpan dalam semua sel. Ketika
energi yang dibutuhkan, terjadi reaksi yang mengubah kembali ATP menjadi
ADP, reaksi ini melepaskan energi yang disimpan untuk melakukan
teknik-teknik karate.
· Lactat Acid – Oksigen
Pada
keadaan normal ini dikuti oleh respirasi aerobik yang mengurai asam
laktat tersebut dengan menggunakan oksigen. Penggunaan ini banyak
menghasilkan energi. Pada kondisi abnormal proses tersebut tidak segera
diikuti oleh respirasi aerobik dalam aktivitas jogging menghasilkan asam
laktat yang menyebabkan kram otot dan di sini membutuhkan oksigen lebih
lambat, tetapi asam laktat tetap membentuk secara perlahan.
· Oksigen
Tipe
respirasi internal hanya dapat terjadi bila tersedia oksigen bebas yang
dihirup ke dalam tubuh, melalui respirasi ini sebagian besar makhluk
hidup memperoleh energi yang berlimpah sehingga energi tersebut dapat
digunakan untuk melakukan aktivitas fisik.
c) Penggunaan Energi
No.
|
Interval
|
Proses Pembentukan Energi
|
Sistem Energi
|
1.
|
10 - 45 detik
|
Anaerobik
|
ATP - PC + Glikogen Otot
|
2.
|
45 - 120 detik
|
Anaerobik
|
Asam Laktat + Glikogen Otot
|
3.
|
120 - 240 detik
|
Aerobik
|
O2 + Asam Laktat
|
ayam bangkok super di medan
BalasHapus