Pengertian KIHON
     Secara harfiah KIHON berarti 
pondasi / awal / akar dalam bahasa Jepang. Dari sudut pandang Budō ia 
diartikan sebagai unsur terkecil yang menjadi dasar pembentuk sebuah 
teknik yang biasanya berupa rangkaian dari beberapa buah teknik terkecil
 tadi.
     Dalam Pencak Silat mungkin Kihon 
bisa dianggap sama dengan jurus tunggal.Sedangkan dalam Karate-dō 
sendiri Kihon lebih berarti sebagai bentuk – bentuk baku yang menjadi 
acuan dasar dari semua teknik /
gerakan yang mungkin dilakukan dalam 
Kata maupun Kumite. Kihon yang benarselalu berpedoman pada prinsip Ai 
yang selalu berputar dengan sebuah titik sebagai pusat pengendali 
gerakan.Jadi secara otomati
s Kihon juga akan selalu berhubungan dengan Hara sebagai pusat sumber tenaganya.Prinsip Ai yang selalu berputar tampaknya cukup sinkron dengan anatomi daerah pinggul yang menjadi wadah pembungkus Hara secara keseluruhan.Pinggul seperti diketahui merupakan titik tengah dari tinggi badan seorang manusia, sehingga secara otomatis menjadi “engsel penyeimbang tubuh”. Analisis secara sistem pernapasan menunjukkan ia berada dalam sebuah sudut yang menemukan tiga buah garis lurus ; tepat dibawah jantung & paru – paru yang merupakan organpengolah oksigen dalam darah yang memproduksi apa yang dikenal sebagai tenaga. Ia juga berada dekat sekali dengan pangkal sendi selangkangan yangmenggerakkan seluruh aktivitas organ tubuh bagian bawah.Disamping itu ia sendiri memiliki persendian sendiri ( tulang panggul ) yang berfungsi besar dalam menopang organ tubuh bagian atas serta dilewati jaringan otot perut yang berhubungan dengan hampir semua jaringan otot penggerak tungkai (tangan & kaki). Keistimewaan – keistimewaan pinggul inilah yang mendasari semua jenis
s Kihon juga akan selalu berhubungan dengan Hara sebagai pusat sumber tenaganya.Prinsip Ai yang selalu berputar tampaknya cukup sinkron dengan anatomi daerah pinggul yang menjadi wadah pembungkus Hara secara keseluruhan.Pinggul seperti diketahui merupakan titik tengah dari tinggi badan seorang manusia, sehingga secara otomatis menjadi “engsel penyeimbang tubuh”. Analisis secara sistem pernapasan menunjukkan ia berada dalam sebuah sudut yang menemukan tiga buah garis lurus ; tepat dibawah jantung & paru – paru yang merupakan organpengolah oksigen dalam darah yang memproduksi apa yang dikenal sebagai tenaga. Ia juga berada dekat sekali dengan pangkal sendi selangkangan yangmenggerakkan seluruh aktivitas organ tubuh bagian bawah.Disamping itu ia sendiri memiliki persendian sendiri ( tulang panggul ) yang berfungsi besar dalam menopang organ tubuh bagian atas serta dilewati jaringan otot perut yang berhubungan dengan hampir semua jaringan otot penggerak tungkai (tangan & kaki). Keistimewaan – keistimewaan pinggul inilah yang mendasari semua jenis
     Kihon dalam Karate haruslah 
bermula dari pinggul.Pada saat akan memulai sebuah Kihon apapun seluruh 
anggota tubuh haruslah dalam posisi dan kondisi Shizentai tanpa 
ketegangan sedikitpun juga. Bersamaan dengan memulai gerakan harus 
dilakukan pengambilan nafas lewathidung yang kemudian dimampatkan secara
 terfokus ke Hara dengan jalan pengerasan daerah perut bagian bawah 
secara cepat dan pada saat gerakan  sudah sempurna bentuk & arahnya 
nafas dikeluarkan lewat mulut sambil mengeraskan anggota tubuh yang 
berkaitan dengan bentuk Kihon yang dilakukan.Begitulah kira – kira 
gambaran paling terinci dari sebuah Kihon bila diamati secara lambat 
sekali.
     Namun hal itu akan menjadi lebih 
sempurna lagi bila kita memahami gerak arah dan perpindahan energi dalam
 Kihon itu sendiri yang akan terbukti secara ilmiah bila dianalisa lewat
 hukum gerak dalam telaah matematika & fisika modern.
     Hampir 90 % jenis Kihon bergerak 
dalam lintasan sebuah garis lurus , ini berarti ia sesuai dengan hukum 
geometri matematika yang berbunyi “ jarak terdekat diantara dua buah 
titik adalah sebuah garis lurus”. Dalam kasus pukulan yang lurus ( choku
 zuki ) maka lintasan yang dominan dalam garis lurus itu bertujuan
sebagai :
- penunjang kecepatan yang maksimum
- efisiensi tenaga seminimum mungkin
- meminimalisasi kegoyahan / ketakstabilan yang terjadi
     Masatoshi Nakayama dalam sebuah 
bukunya pernah mencoba memasukkandua buah perhitungan ilmiah terhadap 
analisa Kihon yang dikaji dari sudut ilmu pasti.Ia menyebutkan bahwa 
sebuah pukulan jenis Gyaku-tsuki yang sempurna dari seorang Karateka 
yang terlatih sangat baik setara dengan kecepatan sekitar
13 m / detik dan berbobot setara 700 kg
 joule.Semua perpindahan energi dalam Kihon mirip dengan apa yang 
disebut sebagai jenis tenaga potensial dalam fisika dasar. Pada sebuah 
Kihon yang dilakukan dalam gerakan yang lambat akan terlihat dengan 
jelas pemutaran sebuah anggota tubuh dalam rotasi kira – kira 180° 
dengan diiringi dorongan energi yang berasal dari pinggul yang berputar 
45° atau 90°. Sebagai bayangan yang mudah dipahami secara jelas adalah 
kombinasi antara gerak kerja alat bor dengan selongsong peluru yang 
ditembakkan dari mulut senjata api.
     Pengkajian lebih jauh tentang hal 
ini sangat saya harapkan sekali datang daripihak lain yang memang 
menguasai secara profesional bidang – bidang ilmu eksak di atas 
dikarenakan saya sendiri tak memiliki kecakapan apapun dalam disiplin 
tersebut namun saya yakin sekali ada banyak “temuan unik” yang akan
terungkap dalam kasus – kasus semacam ini kelak dikemudian hari.
     Nakayama juga menyebutkan adanya 
tujuh unsur yang memegang peranan sangat penting dalam membentuk Kihon 
yang sesempurna mungkin, yaitu :
1. Bentuk yang benar
2. Keseimbangan tenaga dan kecepatan
3. Konsentrasi dan relaksasi yang tepat
4. Pelatihan kekuatan otot
5. Irama dan pengaturan waktu dalam sebuah gerakan
6. Pernapasan yang kontributif dan efisiensif
7. Peran pinggul yang seoptimal mungkin
Sebelum mempelajari Kihon secara 
mendalam , maka hal yang pertama kali harus dipahami adalah anggota – 
anggota tubuh yang berhubungan dengan bentuk sebuah Kihon. Berikut 
uraian tentang jenis Kihon didasarkan atas fungsi anggota tubuh yang 
membentuknya :
A. Dachi Waza ( Teknik Kuda – Kuda ) , terdiri atas :
> Heisoku-dachi
> Musubi-dachi
> Hachinoji-dachi
> Uchi Hachinoji-dachi
> Heikō-dachi
> Teiji-dachi
> Renoji-dachi
> Zenkutsu-dachi
> Kōkutsu-dachi
> Kiba-dachi
> Sanchin-dachi
> Sochin-dachi
> Hangetsu-dachi
> Shiko-dachi
> Sagi Ashi-dachi
> Neko Ashi-dachi
> Tsuru Ashi-dachi
> Fudō-dachi
> Kosa-dachi
Dalam Dachi Waza posisi tubuh harus 
selalu sealami mungkin (Shizentai) , meskipun harus melakukan teknik 
yang menuntut kemiringan tertentu (Hanmi).
B. Te Waza ( Teknik Tangan ) , terdiri atas dua bagian besar :
I. Ken (tangan tertutup) , yaitu :
a. Seiken (kepalan depan) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Ura-tsuki > Gyaku-tsuki
> Mawashi-tsuki > Nagashi-tsuki
> Tate-tsuki > Morote-tsuki
> Kagi-tsuki > Dan-tsuki
> Awase-tsuki > Ren-tsuki
> Yama-tsuki > Kizami-tsuki
> Heikō-tsuki > Oi-tsuki
> Hasami-tsuki
b. Uraken (kepalan samping / belakang) , bentuknya bisa ditemui pada : > Uraken-uchi (Uchi = lecutan)
c. Kentsui (kepalan bawah) , nama lainnya Tettsui / Shutsui.
d. Ippon-ken (buku jari telunjuk)
e. Nakadaka-ken (buku jari tengah)
f. Hira-ken (buku empat jari selain ibu jari)
II. Kaishō (tangan terbuka) , yaitu :
a. Ude (lengan antara pergelangan ~ siku) , nama lainnya adalah Wantō / Shubō .Terbagi atas empat bagian utama, yaitu :
1. Naiwan (sisi dalam) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Mae Ude Hineri-Uke > Morote-Uke
> Gedan Kake-Uke > Uchi-Uke (Uke=tangkisan)
2. Gaiwan (sisi luar) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Mae Ude Deai Osae-Uke
> Kakiwake-Uke
> Gedan Barai (Barai =sapuan)
> Age-Uke
> Ude-Uke
3. Haiwan (sisi atas) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Haiwan Nagashi-Uke
> Juji-Uke
> Sokumen Awase-Uke
4. Shuwan (sisi bawah) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Shuwan Nagashi-Uke > Shuwan Osae-Uke
b. Shutō (sisi luar telapak) , bentuknya bisa ditemui pada :
1. Jenis – jenis Shutō-Uke
2. Jenis – jenis Shutō-Uchi
c. Haitō (sisi dalam telapak) , bentuknya bisa ditemui pada :
1. Jenis – jenis Haitō-Uke
2. Jenis – jenis Haitō-Uchi
d. Haishu (sisi atas telapak) , bentuknya bisa ditemui pada :
1. Jenis – jenis Haishu-Uke
2. Jenis – jenis Haishu-Uchi
e. Kumade (sisi bawah / cengkraman telapak) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Ryōshō Tsukami-Uke
> Shō Sukui-Uke
> Te Nagashi-Uke
> Te Osae-Uke
> Kumade-Uchi
f. Nukite (ujung jari tangan) , ada tiga bentuk :
1. Ippon Nukite Uchi , menggunakan jari telunjuk saja.
2. Nihon Nukite Uchi , menggunakan 2 jari yaitu jari telunjuk & jari tengah.
3. Yohon Nukite Uchi , menggunakan 4 jari selain ibu jari .
g. Washide (jari tangan yang berbentuk paruh elang) , bisa ditemui dalam bentuk Washide-Uchi.
h. Keitō (sisi dalam pergelangan tangan) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Keitō–Uchi
> Keitō-Uke
i. Seiryūtō (sisi luar pergelangan tangan) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Seiryūtō – Uchi
> Seiryūtō – Uke
j. Kakutō (sisi atas pergelangan tangan) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Tekubi Kake-Uke > Kakutō – Uke > Kakutō – Uchi
k. Teishō (sisi bawah pergelangan tangan) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Teishō awase-Uke > Teishō – Uke > Teishō – Uchi
l. Empi (siku) , nama lainnya Hiji dan bentuknya bisa ditemui dalam lima jenis Uchi , yaitu :
1. Mae Empi-Uchi , ke arah depan
2. Tate Empi-Uchi , ke arah atas
3. Ushiro Empi-Uchi , ke arah belakang
4. Otoshi Empi-Uchi , ke arah bawah
5. Mawashi Empi-Uchi , bergerak memutar dari samping
C. Ashi Waza ( Teknik Kaki ) , terdiri atas :
a. Koshi (bagian di bawah-belakang dari jari kaki) , nama lainnya Jōsokutei.Bentuknya bisa ditemui pada :
> Mae-Geri Chudan (Geri = tendangan) > Mae-Geri Jodan
> Mawashi-Geri > Gyaku Mawashi-Geri
> Ura Mawashi-Geri > Gyaku Ura Mawashi-Geri
> Ren-Geri > Tobi-Geri
b. Sokutō (sisi luar telapak kaki) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Sokutō Osae-Uke > Ura Yoko-Geri Keage > Ushiro-Geri Keage
> Gyaku Mikazuki-Geri > Yoko-Geri Keage > Tobi Yoko-Geri Keage
c. Kakato (tumit) , nama lainnya Enshō. Bentuknya bisa ditemui pada :
> Yoko-Geri Kekomi > Ura Yoko-Geri Kekomi
> Gyaku Mawashi-Geri > Gyaku Ura Mawashi-Geri
> Ushiro-Geri Kekomi > Ushiro Mawashi-Geri
d. Haisoku (sisi atas telapak kaki) , bentuknya bisa ditemui pada :
> Ashikubi Kake-Uke > Gyaku Mikazuki-Geri
> Mawashi-Geri > Ura Mawashi-Geri
e. Tsumasaki (ibu jari kaki) , bentuknya bisa ditemui pada : > Tsumasaki-Geri
f. Hizagashira (lutut) nama lainnya Shittsui. Bentuknya bisa ditemui pada :
> Hiza-Geri > Fumikomi-Barai
g. Ashi no Ura (bagian bawah telapak kaki) , bentuknya bisa dtemui pada :
> Sokutei Mawashi-Uke > Sokutei Osae-Uke
> Gyaku Ura Mawashi-Geri > Ushiro Mawashi-Geri
> Mikazuki-Geri > Gyaku Mawashi-Geri
h. Keikotsu (tulang kering) , bentuknya bisa ditemui pada : > Sokubō Kake-Uke
D. Nage Waza ( Teknik Bantingan ) , 
teknik ini bukan asli berasal dari Karate-dō namun berasal dari Judō 
yang diadopsi oleh Gichin Funakoshi dari Jigoro Kano. Teknik bantingan 
yang diadopsi oleh Karate biasanya hanya yang tergolong Tachi Waza 
(bantingan dalam posisi berdiri) yang terbagi atas tiga kelompok besar ,
 yaitu :
1. Te Nage Waza (dengan bantuan tangan) , bentuknya adalah :
> Tai Otoshi > Seoi nage
> Kata Guruma > Uki Otoshi
> Sumi Otoshi > Soto Makikomi
2. Koshi Nage Waza (dengan bantuan pinggang) , bentuknya adalah :
> Uki Otoshi > Harai Tsurikomi Goshi
> Hane Goshi > Ushiro Goshi
> Utsuri Goshi
3. Ashi Nage Waza (dengan bantuan kaki) , bentuknya adalah :
> Ko Uchi Gari > De Ashi Barai / Harai
> Sasae Tsurikomi Ashi > Osoto Gari
> Harai Tsurikomi Ashi > Ko Soto Gari
> Ko Soto Gake > Ashi Guruma
> Hiza Guruma > O Uchi Gari
> Uchi Mata > Okuri Ashi Harai / Barai
Sumber : PB FORKI
Hanya di WWW.BOLAVITA.FUN Agen Judi Online yang menyediakan jasa pasang taruhan Bola Terlengkap di Indonesia !
BalasHapusBursa Pasaran bola tersedia dengan berbagai variasi seperti S-B-O-B-E-T, M-A-X-B-E-T, C-B-E-T !
Transaksi 24 Jam Online Tanpa Libur ! Daftarkan diri kamu sekarang juga !
Hubungi Cs kami yang bertugas :
WA : +62812-2222-995
Line : cs_bolavita
WeChat : BOLAITA
BBM : BOLAVITA
Aplikasi Live Chat Playstore / App Store : BOLAVITA Sabung Ayam