Rabu, 27 Juli 2016

APA itu pendekar yang sesungguhnya ?


Sesungguhnya ILMU BELA DIRI INI ADALAH ILMU MEMBELA DIRI SEJATI DARI SERANGAN DIRI YANG TIDAK SEJATI. Jadi musuh utama manusia bukan terletak di luar dirinya. Musuh utama manusia adalah dirinya sendiri. Inilah yang harus diperangi sepanjang hayat di kandung badan. Inilah JIHAD AKBAR yang harus terus menerus dilembagakan di berbagai perguruan bela diri. Dari filsafat tombak kita akan tahu betapa musuh sejati manusia adalah dirinya sendiri. Prajurit pangkat rendah yang berlaga di medan tempur peperangan masa lalu memegang tombak sangat panjang. Semakin tinggi pangkatnya, tombaknya semakin pendek. Sedemikian hingga mereka yang pangkatnya tertinggi sudah tidak memegang senjata lagi. Sebab musuh sejatinya tidak berada di luar dirinya, namun berada di “dalam” akunya sendiri. Di sinilah Iblis bersemayam. “SEMUA SUJUD KEPADAKU, KECUALI IBLIS (AKU YANG TIDAK MAU SUJUD)”…


Gelar pendekar tidak sembarangan disandang seseorang. Pendekar harus melalui uji laku, uji nalar dan uji kebijaksanaan yang  dahsyat. Para senopati perang di jaman dulu tidak hanya berteori dengan menguasai banyak ajian dan menang di medan perang dengan menaklukkan musuh-musuhnya saja melainkan juga diuji dengan perang melawan dirinya sendiri. Saat diuji perang melawan dirinya sendiri inilah, kebanyakan para pendekar di masa lalu GAGAL. Sejarah masa lalu bumi nusantara ini dipenuhi oleh banyaknya pendekar yang egois dan gagal. Ya, sejarah kita adalah sejarah yang dipenuhi dengan banjir darah penaklukan pihak luar namun tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri.

Ada sebuah petuah jawa yang sungguh agung: , kalau ingin menjadi orang sakti, harus pandai-pandai untuk merendah sebab berani mengalah akan meninggikan derajat kemanusiaan seseorang.

Tidak perlu marah bila dicaci maki, tidak perlu dendam bila dihina, tidak perlu memperturutkan hawa nafsu agar diakui sebagai pemenang, kita tidak perlu semua itu… Yang kita perlukan sekarang ini adalah bagaimana kita mampu menjadi pendekar yang menang melawa diri ego kita yang tidak sejati. AKU SEJATI harus mampu menjadi pengendara kendaraan tubuh fisik biologis kita. Kesadaran fisik harus tunduk pada kesadaran jiwa, dan kesadaran jiwa harus segaris dengan kesadaran rasa sejati.  Untuk para saudaraku, semua pendekar di bumi nusantara: Menahan diri adalah kunci memenangkan peperangan. Musuh sejatimu adalah dirimu sendiri.