Rabu, 16 Oktober 2013

Analisa Gerak dan Sistem Energi

Analisa Gerak dan Sistem Energi
a)    Kondisi Fisik Pendukung
Setiap nomor pertandingan karate harus didukung dengan kondisi fisik yang prima. Penting nya kondisi fisik bagi karateka saat betanding baik secara teoritis maupun secara empiris tidak dapat disangkal lagi. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Harsono (1988 : 153) bahwa, “Sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang sempurna dari kondisi fisik dalam meningkatkan prestasi atlet.
Kondisi fisik dipandang sebagai hal yang fundamental bagi atlet, karena tanpa dukungan kondisi fisik yang prima maka pencapaian prestasi maksimal akan sulit terwujud. Karate adalah cabang olahraga dengan gerakan kompleks, maka dibutuhkan beberapa komponen kondisi fisik. Komponen kondisi fisik yang dibutuhkan oleh seorang karateka saat bertanding adalah antara lain :
·      Kekuatan (strenght)
Kemampuan dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
·      Kecepatan (speed)
Kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya.
·      Kelincahan (agility)
Kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.
·      Daya Tahan (endurance)
Kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru, dan peredaran darahnya secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja secara terus menerus.
·      Kelentukan (flexibility)
Efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.
·      Koordinasi (coordination)
Kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
·      Ketepatan (accuracy)
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.
·      Reaksi (reaction)
Kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera.
Secara rinci dapat dijelaskan bahwa anggota tubuh yang membutuhkan komponen kondisi fisik adalah sebagai berikut :
ü  Punggung
Punggung membutuhkan kekuatan otot, dan daya tahan otot.
ü  Lengan
Lengan membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelentukan, dan power.
ü  Tungkai
Tungkai membutuhkan kekuatan otot, daya tahan otot, kelincahan, kelentukan dan power.
b)   Gerak Dominan (Biomekanik)
Gerakan karate seperti memukul, menendang, dan menangkis didominasi oleh gerakan lengan pada saat memukul dan menangkis dan juga tungkai pada saat menendang, dimana anggota tubuh yang lain berperan sebagai pendukung gerakan.
c)    Gerak Otot
Gerakan menangkis dan memukul melibatkan otot-otot bahu (shoulder complex) dan otot lengan (elbow) diantaranya :
·      M. Deltoideus
·      M. Coracobrachialis
·      M. Triceps Brachii
·      M. Anconeus
·      M. Subscapularis
·      M. Supraspinatus
·      M. Infraspinatus
·      M. Teres Mayor
·      M. Teres Minor
·      M. Biceps Brachii
·      M. Brachialis
·      M. Coracobrachialis
·      M. Tricep Brachii
·      M. Ekstensor Karpi Radialis Longus
·      M. Ekstensor Karpi Radialis Brevis
·      M. Ekstensor Karpi Radialis Ulnalis
·      M. Digitorum Karpi Radialis
·      M. Ekstensor Policis Longus
·      M. Pronator Teres
·      M. Palmaris Ulnaris
·      M. Palmaris Longus
·      M. Fleksor Karpi Radialis
·      M. Digitorum Profundus
·      M. Fleksor Policic Longus
Untuk gerakan menendang otot yang terlibat adalah otot tungkai, antara lain :
·      M. Lliopsoas
·      M. Gluteus Medius
·      M. Pectineus
·      M. Gracilis
·      M. Adductor Longus et Brevis
·      M. Adductor Magnus
·      M. Quadriceps Femoris
·      M. Biceps Femoris
·      M. Semitendinosus
·      M. Semimembranosus
·      M. Tibialis Anterior
·      M. Peroneus Longus et Brevis
·      M. Triceps Surae
D.      Sistem Energi
Setiap aktivitas olahraga pasti memerlukan energi. Berikut ini akan dijabarkan sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga karate.
a)    Proses Pembentukan Energi
Dalam pembentukan energi, terdapat dua macam proses yang dapat ditempuh, yaitu proses aerobik, proses yang memerlukan oksigen; dan proses anaerobik, proses yang tidak memerlukan oksigen. Pada proses aerobik terjadi proses pembakaran yang sempuma. Atom hidrogen dioksidasi menjadi H2O dan atom karbon dioksidasi menjadi CO2 . Sisa metabolisme tersebut dikeIuarkan dari tubuh melalui proses pernapasan. Energi yang diperoIeh dari proses aerobik ini tidak dapat langsung digunakan otot sebagai sumber energi untuk mengerut. Energi tersebut dengan proses lebih lanjut digunakan untuk sintesis ATP (adenosine triphosphate) dan senyawa - senyawa berenergi tinggi yang lain. Senyawa-senyawa tersebut merupakan senyawa yang dapat menyimpan energi dalam jumlah yang besar. Proses pemecahannya yang tidak memerIukan oksigen dengan menghasilkan energi yang besar itu merupakan proses anaerobik. Energi yang dihasilkan dari pemecahan ATP ini dapat digunakan sebagai sumber energi untuk mengerut oleh otot. Proses aerobik dan proses anaerobik tersebut dalam tubuh selalu terjadi bersama-sama dan berurutan. Hanya berbeda intensitasnya pada jenis dan tahap kerja tertentu. Pada kerja berat yang hanya berlangsung beberapa detik saja, dan pada permulaan kerja pada umumnya, proses anaerobik lebih menonjol dari pada proses aerobik. Pada keadaan kerja tersebut, sistem kardiopulmonal belum bekerja dengan kapasitas yang diperlukan. Untuk penyesuaiannya, diperlukan waktu. Dengan demikian oksigen yang tersedia tidak mencukupi. Maka keperluan akan energi terutama dicukupi dengan proses anaerobik. Pada keadaan kerja tersebut terdapat “hutang” oksigen. “Hutang” ini akan dibayar sesudah berhenti bekerja, sehingga orang sesudah berhenti bekerja masih terengah-engah dan denyut jantungnya masih cepat. Bila pekerjaan diteruskan dengan taraf kerja yang tetap, refleks-refleks tubuh akan mengatur fungsi sistem kardiopulmonal untuk mencukupi jumlah oksigen yang diperlukan, sehingga dicapai kerja steady-state. Pada kerja steady-state ini jumlah oksigen yang diperlukan tetap jumlahnya dari waktu ke waktu. Bila taraf kerja ditingkatkan lagi dengan menambah beban kerja, pada saat ditingkatkan tersebut terjadi “hutang” oksigen lagi dan kembaIi proses anaerobik lebih menonjoI. Dan bila taraf kerja dipertahankan lagi pada taraf yang baru ini, akan terjadi lagi kerja steady-state tetapi pada taraf yang lebih tinggi. Jumlah oksigen yang diperlukan pada taraf kerja yang lebih tinggi ini juga lebih besar. Bila taraf kerja dinaikkan secara bertahap demikian dengan setiap kali menambah beban kerja, suatu saat seluruh kapasitas sistem kardiopulmonal terpaksa dikerahkan untuk memenuhi keperluan akan oksigen. Dalam hal demikian berarti kapasitas aerobik maksimal telah dicapai. Bila beban kerja dinaikkan lagi, tubuh tidak dapat lagi menambah persediaan oksigen. Maka kembali proses anaerobik akan lebih menonjol daripada proses aerobik. Taraf kerja demikian tidak boleh dipertahankan dalam waktu yang cukup lama (beberapa menit) karena persediaan tenaga dalam tubuh akan habis dan orangnya mengalami exhaustion. Proses anaerobik merupakan proses oksidasi yang tidak sempurna, salah satu sisa metabolisme nya adalah asam laktat. Maka biIa proses anaerobik meningkat, kadar asam laktat darah juga meningkat.
b)   Energi yang Digunakan
Cabang olah raga karate menggunakan energi antara lain :
·      ATP - PC dan LA
Pada sistem ini oksigen dibawa darah masuk ke dalam setiap sel dan di dalam mitokondria bersama asam pinupat yang diproduksi saat respirasi aerobik. Hasil akhir dari reaksi tersebut adalah karbondioksida, air, dan energi yang kemudian disimpan dalam bentuk ATP agar pada saat latihan energi dapat digunakan.
·      ATP - PC
Konferensi molekul ADP menjadi ATP (dengan pendekatan fosfat yang ketiga). Energi yang diambil untuk reaksi ini dapat dikatakan disimpan dalam bentuk ATP. Zat inilah yang dapat dengan mudah disimpan dalam semua sel. Ketika energi yang dibutuhkan, terjadi reaksi yang mengubah kembali ATP menjadi ADP, reaksi ini melepaskan energi yang disimpan untuk melakukan teknik-teknik  karate.
·      Lactat Acid – Oksigen
Pada keadaan normal ini dikuti oleh respirasi aerobik yang mengurai asam laktat tersebut dengan menggunakan oksigen. Penggunaan ini banyak menghasilkan energi. Pada kondisi abnormal proses tersebut tidak segera diikuti oleh respirasi aerobik dalam aktivitas jogging menghasilkan asam laktat yang menyebabkan kram otot dan di sini membutuhkan oksigen lebih lambat, tetapi asam laktat tetap membentuk secara perlahan.
·      Oksigen
Tipe respirasi internal hanya dapat terjadi bila tersedia oksigen bebas yang dihirup ke dalam tubuh, melalui respirasi ini sebagian besar makhluk hidup memperoleh energi yang berlimpah sehingga energi tersebut dapat digunakan untuk melakukan aktivitas fisik.
c)    Penggunaan Energi

No.
Interval
Proses Pembentukan Energi
Sistem Energi
1.
10 - 45 detik
Anaerobik
ATP - PC + Glikogen Otot
2.
45 - 120 detik
Anaerobik
Asam Laktat + Glikogen Otot
3.
120 - 240 detik
Aerobik
O2 + Asam Laktat