Minggu, 25 Agustus 2013

KARATE UNTUK SEMUA ORANG

 KARATE UNTUK SEMUA ORANG

Mungkin tidak asing lagi di dunia untuk salah satu kelebihan yang menonjol dari karate adalah dapat dilakukan oleh siapapun, tua, muda, kuat, lemah, laki-laki atau perempuan. Lebih jauh, seseorang bahkan tidak perlu lawan untuk tujuan berlatih. Seiring dengan meningkatnya proses belajar, tentu saja, seorang lawan dibutuhkan untuk berlatih tanding (kumite) dan bertanding bebas (jiyu kumite). Tapi lawan yang sebenarnya untuk permulaan tidaklah diperlukan.
Hal yang sama berlaku untuk pakaian/kostum khusus. Bahkan sebuah dojo sebenarnya tidak dibutuhkan. Seseorang dapat berlatih di halaman rumahnya. Tentu saja, mereka yang bertujuan menguasai bermacam-macam kata harus melakukannya di dojo yang sesuai. Tapi bagi mereka yang ingin tetap sehat, melatih pikiran dan jiwanya, maka berlatih karate sendiri adalah sudah cukup.
Karena beragam alasan inilah, maka kita hari ini dapat melihat lebih banyak wanita berlatih karate daripada sebelumnya. Kupikir ini sama-sama menguntungkan baik untuk para wanita dan karate-do itu sendiri. Tapi jika ada mahasiswi yang berlatih karate menyembunyikannya (admin: dari masyarakat), kupikir kita yang bertanggung jawab atas pemberitaan itu juga mesti bertanggung jawab atas gagasan bahwa karate hanya boleh dikerjakan kaum pria.
Tetapi walau masyarakat berpikir buruk tentang wanita yang memilih belajar karate, para wanita itu sendiri – seperti halnya pria – menemukan karate sebagai hal yang menarik. Menurutku ada satu sebabnya, yaitu karate mempunyai gerakan yang anggun, tapi tidak seperti yang digunakan dalam berbagai tarian.
Di televisi sekarang kita bisa melihat apa yang disebut sebagai “senam kecantikan” untuk wanita. Dan menyaksikan acara itu, aku sempat berpikir betapa efektifnya kata karate kita untuk tujuan itu. Apalagi sejak gerakan kata bisa dikerjakan dimana saja.
Sering aku ditanya, apakah seorang wanita yang belajar karate tidak akan mendominasi suaminya setelah menikah. Kenyataannya justru sebaliknya. Aku akan mengatakan bahwa seorang istri yang sudah terlatih dalam karate justru akan berusaha mematuhi suaminya. Ini karena karate dimulai dan diakhiri dengan sopan santun. Seorang istri yang sudah mengikuti karate-do tidak akan bermimpi mencoba menang dari suaminya.
Kita tahu betul jika karate dapat memperbaiki kondisi para gadis dan wanita muda. Begitu banyak orang tua yang membawa anak mereka padaku untuk diajari karate. Di banyak kesempatan, aku menerima anak-anak perempuan yang lemah fisiknya sebagai murid dan melihat mereka pulih dari sakitnya setelah kira-kira enam bulan latihan. Tapi karate tampaknya begitu bermanfaat, hingga tidak ada keinginan dari mereka untuk berhenti.  
Ada juga fakta tak terbantahkan bahwa seorang wanita dengan beberapa pengetahuan karate dapat membela diri melawan penyerang yang lebih kuat. Namun demikian, pada titik ini aku ingin menegaskan bahwa karate bukanlah – dan tidak akan pernah – sebagai bentuk pertahanan diri yang brutal.
Sebaliknya, siapapun yang benar-benar telah menguasai karate akan menjaga dirinya dengan tidak menjerumuskan diri ke tempat-tempat berbahaya yang memaksanya menggunakan seni tersebut. Sama seperti pria terlatih karate yang menghindari kekerasan, begitu juga dengan wanita yang tidak akan menempatkan dirinya dalam situasi dimana dia harus mengatasi penyerangnya.
Satu hal yang sering kukatakan pada murid-muridku yang masih muda seringkali membuat mereka kebingungan, “Kalian tidak boleh menjadi kuat, namun menjadi yang lemah.” Mereka lalu bertanya apa arti perkataanku, karena alasan mereka memilih karate adalah untuk menjadi kuat. Mereka berkata sangat sulit berlatih untuk menjadi lemah.
Aku mengulang kembali bahwa apa yang kukatakan memang benar-benar sulit dipahami. “Aku ingin kalian menemukan jawabannya dalam diri kalian masing-masing. Dan aku berjanji pada saatnya nanti kalian benar-benar akan mengerti apa yang kumaksud.”
Aku percaya hal itu akan terjadi. Aku yakin jika semua anak muda berlatih karate sepenuh hati dan jiwanya, mereka kelak akan memahami kata-kataku. Dia yang mengetahui kelemahan dirinya sendiri, akan mampu mengendalikan diri dalam berbagai situasi. Hanya mereka yang benar-benar lemahlah yang sanggup mencapai keberanian yang sejati. Tentu saja, orang yang benar-benar pandai karate lewat latihan harus senantiasa memperbaiki tekniknya demi mengetahui kelemahan dirinya sendiri.
Untuk info yang lain dapat di lihat dengan klik disini

Jumat, 23 Agustus 2013

PEREMPUAN DAN BELADIRI KARATE WHY NOT ?






 
Belajar bela diri berarti menjadi agresif, reaktif dan tidak lembut sama sekali. Lalu, jika seorang wanita tidak ingin kehilangan sisi lembutnya, berarti bela diri harus disingkirkan jauh-jauh?

Pemikiran tersebut mungkin sering muncul bagi perempuan yang sedang mempertimbangkan untuk belajar bela diri. Saat menghadapi situasi seperti ini, alasan utama yang mendorong keinginan untuk belajar perlu dipertimbangkan ulang. Jika alasannya adalah karena kebutuhan untuk dapat mempertahankan diri dari ancaman kejahatan, maka sebenarnya ia telah berada di jalur yang tepat.

Sesungguhnya, sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan belajar metode pertahanan diri. Mampu mempertahankan diri, itu sudah jelas. Di masa dengan tingkat kriminal tinggi seperti sekarang, kemampuan ini akan membantu untuk mampu menanggulangi bahaya. Manfaat bagi kesehatan tentu merupakan hal yang otomatis didapat karena untuk melakukan latihan berarti juga melakukan olahraga. Sebuah olahraga, terlebih yang didasari kesenangan, berarti juga merupakan sebuah rekreasi. Setiap orang tentu sudah tahu manfaat rekreasi sebagai sarana melepaskan diri dari tekanan akibat rutinitas kerja.

Bagi kaum perempuan, belajar bela diri bukan berarti menghilangkan sisi feminin. Dalam hal ini mungkin perlu diingat lagi bahwa ditinjau dari suatu sisi, bela diri adalah sebuah seni. Menekuni suatu suatu seni akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi pengembangan jiwa dan mental dan memberikan ketenangan bagi praktisinya. Sangat banyak seniman yang terlihat sangat muda dan cerah bahkan membuat orang keliru menebak usianya. Inilah keindahan yang terdorong ke permukaan sebagai manfaat dari kematangan karakter.

Bela diri adalah sebuah seni. Dan sebagai sebuah seni, selalu ada keindahan di dalamnya.

Rabu, 21 Agustus 2013

LATIHAN RUTIN KARATE DARI PEMANASAN-PENDINGINAN

1.      Pemanasandan Streeching.

2.      Pemanasandinamis (Pundak, Leher, Punggung, Lutut, dan Siku)

  • Lari8 Menit keliling lapangan
  • Sprint3 Menit (bulak Balik)
  • Larishuttle run 6 kali (bulak balik)
  • LariKaki di tempel kan kebelakan
  • LariKaki diangkat Sampai rata rata air.
  • LoncatLoncat 10 x, Loncat buka tutup 10x, Loncat Depan belakang 10x, Loncat Zig Zag10 X, Loncat Tinggi 10 x.
  • Movekumite 3 Menit, maju Pelan Pelan.
  • PAKET(push up Segitiga, sit up, angkat badan, dan Backup) 11x
~~Break & Cooling Down;SPLIT KANAN, KIRI DAN TENGAH. 3 Menit~~

3.      kihon  (gerakan Dasar)
  • PerubahanKuda Kuda
  • CudanTsuki 30 x pada Fudodashi Pelan, Sedang, Full Power
  • CudanTsuki 30 x Pada KibaDashi Pelan, Sedang, Full Power
  • CudanTsuki 30 x Zenkutshudashi Pelan, Sedang, Full Power
  • MajuCudank Tsuki (oitsuki) 5 kali kalii 2 Set Full Power.
  • MajuCockutzhudachi 5 Kali 2 Set Full Power.
  • PukulanSejenis 10x Di Tempat 1 set Full Power
  • PukulanBerganda 10 x Di tempat 1 set Full Power
  • Majusejenis 5 X full power 2 Set
  • MajuBerganda 5 X Full power 2 Set.
~~BREAK; SPLIT KANAN, KIRI, DANTENGAH 5 Menit~~

4.      Geri(tendaNgan)
  • Maegeridi tempat 5x satu Set kiri dan kanan
  • Mawasigeri Ditempat 5x Satu Set Kiri dan Kanan
  • Yokogeri Ditempat 5x Satu Set Kiri dan Kanan
  • Gabungan2 Tendangan 5 x Satu Set kiri dan Kanan
  • Gabungan3 Tendangan 5 x Satu Set Kiri dan kanan.
5.      Kata
  • KataHeian shodan 5X Set Full Power.
  • KataShitei (Jion, Kankudai) 3X Set Full Power.
  • KataTokui (Bebas) 2X Set Full Power.
~~BREAK; SPLIT KANAN, KIRI, DAN TENGAH 5 menit~~

6.      Kumite.
  • Kizametsuki menyergap di tempat 6x 2 Set Full Power (kiri Kanan)
  • GyakuTsuki Menyergap di tempat 6 X 2 Set Full Power (kiri Kanan)
  • Kizame+ Gyaku Tsuki Menyergap di tempat 6 X 2 Set Full Power (kiri Kanan)
  • MovingVariasi 2 Menit
  • Kizametsuki menyergap  MOVE  6x 2 Set Full Power (kiri Kanan)
  • GyakuTsuki Menyergap MOVE 6 X 2 Set Full Power (kiri Kanan)
  • Kizame+ Gyaku Tsuki Menyergap MOVE 6 X 2 Set Full Power (kiri Kanan)
  • Maegerikumite move 6 X 2 Set Full Power (kiri Kanan)
  • Mawasigeri Kumite Move 6 x 2 Set Full Power (kiri Kanan, Kaki   Depan/belakang)
  • KaKatoGeri Kumite Move 6 X 2 Set Full Power(kiri Kanan, Kaki Depan/belakang)
~~BREAK; SPLIT KANAN, KIRI,& TENGAH 5 Menit.~~

7.      PenerapanSimulasi

Kumite
  • LakukanBerpasangan untuk mengetahui jarak dan skill masing masing
  • LakukanLathan Reflek. Seperti Memotong pukulan lawan, adu cepat, Lathan Counter, danmemukul Target Bergerak.
  • TargetOriented; Belajar memahami Target Lawan Dengan menggunakan Chudank & Geri
  • LakukanRepetisi untuk menghasilkan atlet yang mampu mengeluarkan gerakanya. SepertiLakukan semua gerakan Kumite dengan intensitas tinggi.
  • LakukanSparing tidak pandang bulu. (hantai)
Kata
  • Lakukansimulasi pertandingan Kata
  • PemberianPen-Detailan sebuah Kata.
  • RepetisiUntuk peregangan kata.
8.      COOLINGDOWN LATHAN (PENDINGINAN)
  •   Diperkirakan Estimasi waktu maksimal yang akan Tercapai dari rangkaian semua  gerakan diatas adalah 02.54.34 (dua jam lima puluh empat menit)

Jumat, 16 Agustus 2013

MELATIH PUKULAN DALAM KARATE

Pada tingkat awal, jurus pertama yang diperkenalkan dalam Karate adalah Tsuki (pukulan). Cukup banyak jenis pukulan yang diajarkan, mulai dari pukulan lurus (choku tsuki) , Pukulan pisau tangan (Shuto Uchi), pukulan melebar U (Yama tsuki), pukulan tinju ke atas (Tate Tsuki) dan lain-lain. Jenis pukulan akan semakin bertambah banyak pada tingkatan selanjutnya. Dalam tahap pengenalan pukulan, hal pertama yang diajarkan pembimbing adalah bagaimana memukul dengan benar, dimulai dari cara menggenggam, perputaran gerakan, posisi tangan ketika memukul dan juga cara penyaluran tenaganya. Setelah bentuk dari pukulan benar maka masuk ketingkat berikutnya yaitu meningkatkan kekuatan, kecepatan serta ketepatan dalam mempergunakan pukulan dalam berjurus (KATA) maupun bertanding (KOMITE).
Melatih pukulan sebenarnya bukan sesuatu yang sulit, karena struktur tangan yang pendek dan sendi yang sangat elastik sehingga tidak memerlukan senam khusus untuk membuat tangan menjadi lentur, hal ini sangat berbeda ketika melatih tendangan karena perlu senam khusus untuk mendapatkan kelenturan. Beberapa hal penting ketika melatih pukulan adalah menggenggamlah dengan benar, karena sering sekali hal ini kurang diperhatikan. Jika anda terbiasa mengendurkan genggangam, sehingga tenaga lebih banyak terletak di lengan maupun di tungkai tangan. Bahaya lain dari kebiasaan tidak mengggenggam dengan baik adalah ketika memukul dalam turgul akan mengalami cidera, misalnya jari keseleo atau tangan bengkak karena tidak kuat menahan benturan. Tahap kedua setelah dapat melakukan pukulan dengan benar adalah melatih kekuatan. Sebagai alat tambahan untuk menambah kekuatan pukulan bisa juga dipakai:
1.  Sandsack, berupa target yang diisi dengan bubuk kayu atau potongan karet.
2.  Beras/gabah, pasir atau bahkan pasir panas, alat ini digunakan untuk tingkat lanjutan dengan
tujuan  untuk memperkuat jari tangan, sehingga ketika menggunakan jurus yang memerlukan cakar, jari, tapak dan lain-lain akan tetap dahsyat hasilnya.
3.  Lilin yang juga bisa dijadikan target keberhasilan pukulan, pukullah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5cm, menjadi 7 cm, 10 cm dan seterusnya.
4. Kayu/papan (Makiwara), yaitu satu papan kayu berukuran 4 x 4 inci dengan panjang 8 kaki yang ditanam ke dalam tanah kira 3 s/d 4 kaki, dengan target menggunakan bantalan jerami, atau bantalan yg diisi busa padat dan dilapisi oleh kalaf atau kulit yang tebalnya sekitar 2 inci. Catatan: Seorang pemula dalam Karate sebaiknya berlatih memukul Makiwara, dari berbagai posisi (Seiken, uraken, hiji, shuto), minimal 100 kali perhari. Setelah tiga sampai enam bulan berlatih, sebaiknya ditingkatkan sampai rata-rata 300 kali perhari dengan berbagai posisi. Jika anda terus berlatih dengan cara ini setiap hari selama setahun, anda akan cukup kuat untuk memukul jatuh siapapun dengan mudah dengansatu pukulan. Latihan ini akan mengembangkan tenaga (power), kecepatan(speed) dan kekuatan (strength); bagaimanapun, ini hanyalah salah satu metode latihan dalam Karate. Cara ini telah lama dipakai oleh para Master-master Karate terdahulut erutama oleh Master Ginchin Funakoshi pendiri aliran karate shotokan, tetapi lain halnya dengan Master Masutatsu Oyama pendiri aliran Karate Kyokushinkai ia merasa latihan dengan menggunakan Makiwara adalah bukan suatu cara metoda latihan yang terbaik. Berikut adalah kutipan dari pernyataan Oyama dalam bukunya “ what is karate” terbitan tahun 1963:” Saya telah melakukan metode ini (memukul makiwara) untuk melatih kepalan tangan saya selama 20 tahun, memukul rata-rata300 kali perhari. Sebelumnya saya merasa sangat bangga dengan ukuran dan kekerasan dari ‚kapalan2’ yg terbentuk di kepalan saya, apalagi kapalan2 itudapat dipukul dengan palu tanpa saya merasa sakit. Ini adalah fakta bahwa, pukulan dari kepalan tangan saya sangatlah kuat sekali. Saya mengikuti metode2 tersebut karena „Master Karate“ terdahulu, berlatih dengan cara tersebut. Akhir2 ini, bagaimanapun, saya mulai percaya bahwa metode ini bukanlah yang terbaik, dan sebetulnya terbukti menghasilkan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan metode2 lain. Saya percaya bahwa saya dapat menjadi seseorang yg jauh lebih kuat dari sekarang ini apabila saya mengadopsi metode2 yang lebih masuk akal dalam latihan. Sungguh, latihan memukul Makiwara berguna untuk memperkuat pergelangan dan kepalan; bagaimanapun, saya telah menemukan bahwa latihan dengan memukul sesuatu yang keras akan memperlambat pengembangan kecepatan. Saya tergerak untuk mengembangkan suatu metode latihan baru dimana bukannya Makiwara, melainkan sebuah spon tebal yang digunakan. Training dengan spon tidak hanya mengembangkan kekuatan pergelangan, tapi kecepatan akan meningkat pula. Metode yang sama dapat digunakan juga untuk latihan Tendangan. Cara lain untuk meningkatkan kecepatan adalah menusuk dan memukul dengan kepal tangan pada selembar kertas yang tergantung. Manfaat dari metode ini akan ditunjukkan lewat contoh berikut. Saya memilih dua orang murid, dan meminta salah satunya untuk berlatih dengan kertas yang digantung. Sementara murid lainnya berlatih dengan Makiwara dengan cara yang biasa. Setahun kemudian, saya membandingkan mereka. Murid yang berlatih dengan Makiwara, memang, nampak terlihat sebagai seorang Karateka sejati, dengan kapalan di kepalannya. Namun, dalam percobaan memecahkan genteng, batu dan papan, keduanya sama kuat. Keduanya berhasil memecahkan sepuluh buah genteng, batu dan papan dengan ketebalan yang sama. Dalam pandangan saya, murid yang berlatih dengan memukul kertas jauh lebih gesit dalam pergerakannya (body movement), dan tangannya lebih cepat, mengungguli murid yang satunya.
Diantara banyak orang yang berlatih karate, beberapa menganggap dirinya sebagai Karateka papan atas, hanya karena mereka mempunyai kepal tangan yang ada kapalannya, hasil latihan dengan Makiwara. Mereka bangga pada kekerasan kepalannya dan berusaha mengatur-atur yg lain dalam ber-Karate. Sedihnya, saya menemukan orang-orang tersebut, khususnya di Amerika.”
5.  Kertas yang digantung seperti yang dilakukan Master Masutatsu Oyama di atas.

Tahapan ketiga adalah melatih kecepatan, dalam tahap ini biasakan melatih pukulan dengan cara beruntun, dimulai dari dua kali beruntun , tiga kali dan semakin lama semakin banyak pukulan beruntun. Dalam tahap ini juga sudah mengkombinasikan sasaran pukulan maupun jenis pukulan, sasaran bawah tengah atas dan jenis pukulan lurus. Dengan cara melatih kecepatan dan variasi pukulan seperti ini maka lawan sulit untuk menghindar atau menangkis pukulan kita. Cara sederhana untuk melatih kecepatan pukulan adalah dengan cara push-up dengan genggaman di samping badan bukan di depan pundak, push up ini harus dilakukan dengan agak cepat layaknya melakukan pukulan pada posisi yang benar. Sebagai tambahan dan bisa juga dijadikan target keberhasilan pukulan, pukulah lilin dari jarak sekitar 5 cm, apabila lilin padam maka pukulan kita menjadi sudah lumayan baik, dan untuk seterusnya tambahkan jarak pukulan dari lilin, dari 5 cm, 7 cm, 10 cm dan seterusnya.

Senin, 12 Agustus 2013

TINGKATAN WARNA SABUK DALAM KARATE BKC

 
 Tingkatan dalam karate
 
 
 
Grade / Tingkatan dalam karate mengandung pemahaman filosofi hidup. Coba simak yach....

Pemula / Sabuk Putih
Putih menggambarkan sesuatu yang kosong belum ada apa - apa. Seperti kita baru lahir diibaratkan seperti itu.

Sabuk Kuning
Dalam fase ini kita mulai punya yang namanya rasa dan sedikit mulai tau tapi belum paham


Sabuk Hijau
Masanya mencoba segala sesuatu tanpa kenal takut alias ceroboh. Kadang ketertarikan pada hal baru akan muncul pada tingkatan ini. Seperti kita pada masa masih SD gitu

Sabuk Biru
Tidak jauh beda dengan kita saat ABG. Sering teman -teman kita banyak yang berhenti pada tingkatan ini. Titik jenuh memang suka muncul, apalagi jika tidak ada kejuaraan kadang suka boring.

Sabuk Coklat
Saatnya menentukan arah dan jatidiri. Banyak yang gagal melewati tahapan ini dan akhirnya karatenya selesai sampai disitu saja.


Sabuk Hitam / Kuro Obi
Banyak yang salah persepsi dan akhirnya hanya bisa memakai sabuk yang warna hitam saja. Sementara kualitas nol besar. 
Bagaimana kita saat kita menyandang sabuk hitam, adalah gambaran bagaimana kita saat menentukan langkah pada waktu awal berlatih karate.
Pada tingkatan ini justru awal kita belajar karate. Hitam menggambarkan kedewasaan berpikir dan bertindak, dan bukan belajar untuk bisa akan tetapi belajar untuk mengerti dari setiap teknik yang dipelajari. Juga berkembang dalam pola penerapan dari teknik karate. Bukan kecintaan yang mendasari tingkatan ini tetapi rasa tanggung jawablah yang menjadi dasar.

Minggu, 11 Agustus 2013

PERKEMBANGAN KARATE DAN PERDEDAAN KARATE-DO DENGAN JUJITSU



PERKEMBANGAN KARATE DAN PERDEDAAN KARATE-DO DENGAN JUJITSU

OSH....SALAM KARATE....bloger MNGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI.1434 H ...mohon maaf lahir dan batin...>>>> :)

sebelum tahun 1935 (era Klasik) karate masih ditulis dengan karakterbermakna TANGAN CINA. "TE"
waktu itu bukan berarti Tangan secara harfiah tetapi tangan mencakupi juga Kaki, Kepala, dan alat2 kobudo..perubahan Karate dari "karate Jitsu" menjadi" Karate-Do" terjadi pd tahun 1935.. dimana Gichin
Funakoshi memberi makna lain bagi karate sebagai "Tangan Kosong" (empty Hand or Weaponless defense art) sejak saat itu karate dinamakan Karatep-Do atau The Way of Karate. ini pula yg menjadi awal
mula Karate Modern (era Modern). perubahan makna dr Tangan Cina menjadi tangan kosong diprotes keras oleh master2 beladiri Okinawa, krn makna baru tersebut dianggap tidak realistis mengingat tdk 1 pun
jenis beladiri di okinawa yg tdk berlatih senjata termasuk karate. tp Gichin Funakoshi menjelaskan bahwa tangan Kosong" yg ia maksudkan "Bukanlah dlm makna harfiah "tidak menggunakan senjata" melainkan suatu makna filosofi yaitu: menunjuk pd aspek spiritualkarate, bahwa setiap pengikut karate harus kosong dari seluruh tedensi Egoistis mereka..
sejak saat itulah Gichin di gelari Bapak Karate Jepang. sejak saat Karate berubah dari Karate
JITSU menjadi Karate- DO, maka terjadi perubahan Filosofi..di jaman karate Jitsu, utamanya berfokus pd
Aspek pertarungan. sebagian besar BUJITSU Jepang (seni beladiri Jepang Klasik) dilatih oleh kaum Militer atau kaum samurai utk digunakan dlm pertempuran hidup n mati (Shinken Shobu). metode latihan Bujutsu dulu adalah KATA dgn asumsi teknik2 mereka terlalu berbahaya utk dipertrungkan dlm latihan. Sementara
di masa karate menjadi karate-Do, "DO" menekankan pada aspek pengembangan diri ("Self
Development dan Self Dicipline") sementara asek pertarungannya pd posisi ke 2. hingga dimasa tokoh2 spt
masatoshi Nakayama, Gogen Yamaguchi, goshi yamaguchi dll, karate menjadi lebih dinamis dan
mulai menerima adanya bentuk permainan (SHIAI) yg menempatkan 2 konsestan yg disebut kumite yg blm
dikenal dimasa Jitsu, jg teknik2 terus dimodifikasi guna keperluan sbg "Sport yang dipertandingkan". Sebagai KESIMPULAN bahwa: Perubahan "JITSU" ke "DO", secara prinsip mengubah motivasi berladih
beladiri dr yg semula hanya sekedar penguasaan "Teknik Berkelahi" menjadi lebih luas sebagai "The Way Of Life" dgn kedalaman Filosofinya. Dimasa JITSU, mendidik manusianya
agar memiliki Insting Bertempur dan bermental bagaikan Street Fighter"
tanpa pelajaran yang menanamkan unsur kejernihan spiritual dan pencerahan pikiran. JITSU
menekankan seni tempur, gerak cepat utk membunuh dan merusak, sebaliknya "DO" berlatih teknik
beladiri sebagai CARA (DO) utk meningkatkan mentalitas dan cara berpikir manusianya kearah
keindahan dan kedamaian. yang d i kejar adalah keseimbangan Jasmani dan Rohani.

Senin, 05 Agustus 2013

PENTINGKAH BELAJAR KARATE SAMPAI SABUK HITAM?






Kalau ditanya “sudah sabuk apakah kamu sekarang? atau sekarang sudah sampai tingkat berapa kamu dalam beladiri?” begitulah pertanyaan yang sering mampir ke telinga orang-orang yang sedang belajar ilmu beladiri. Lantas apa jawaban kita? Banyak jawaban yang biasa kita temui di lapangan, biasanya mereka menjawab dengan ragu-ragu sambil berpikir:”emmh sebenarnya sih aku sudah sabuk biru tapi bulan kemarin aku gak ikut ujian” atau pokoknya aku sudah sabuk /tingkat tinggi, rahasialah!”. Umumnya mereka menjawab penuh keragu-raguan atau sambil berpikir karena mereka bingung harus menjawab apa kepada lawan bicara mereka, mereka takut kalau menjawab sudah sabuk tinggi nanti jika lawan bicara melihat kemampuan tehnik mereka rendah/tidak sesuai harapan lawan bicara  maka mereka yang belajar ilmu beladiri akan malu tapi jika mereka menjawab kepada lawan bicara  “ aku masih sabuk putih atau kuning”maka mereka takut direndahkan oleh lawan bicara mereka karena tingkatan beladirinya  yang masih rendah. Tapi terlepas dari itu semua, seorang sensei yang mempunyai tingkat Dan III keatas memberikan pendapat bahwa belajar karate sampai sabuk hitam tidak lah terlalu penting karena jika kamu sudah bisa mengeksekusi pukulan, tangkisan, tendangan dan kuda-kuda yang baik dalam beladiri Karate maka itu sudah merupakan bahan utama untuk beladiri. Itu saja sudah cukup. Tinggal bagaimana kita  yang mengembangkannya. Sampai-sampai dia sendiri mengistilahkan lebih baik sabuk rendah tapi teknik tinggi daripada sabuk tinggi tapi teknik pas-pasan. Memang kata-kata sensei tadi sangat benar, ini berkaitan dengan pengalaman pribadi penulis dan teman-teman penulis yang terjadi di lapangan. Di lapangan banyak ditemui rekan-rekan yang sudah sabuk tingkat tinggi, yang kalau diuji kemampuan teknik bertarungnya dengan rekannya yang sabuknya masih tingkat rendah maka yang sudah sabuk tingkat tinggi tersebut kalah. Misalkan sabuk Kuning lawan sabuk Biru, sabuk Biru kalah. Sabuk Coklat lawan sabuk Hitam, sabuk Hitam kalah. Dari situ Penulis dapat menganalisis dan menyimpulkan bahwa kekalahan orang yang mempunyai sabuk tinggi adalah terletak pada semangatnya sewaktu latihan. Mereka hanya sekedar mengikuti latihan sekedarnya saja alias semangat mereka sudah melorot dibandingkan sebelum dia mendapatkan sabuk tinggi atau masih tingkatan rendah. Mereka sudah malas-malasan untuk mengejar mutu dari belajar karate mereka, mereka hanya mementingkan identitas/gelar sabuk yang tinggi, bahwa kalau sudah sabuk Hitam maka mereka bakalan dihargai oleh orang-orang. Padahal sebenarnya tidaklah begitu, berikut ini alasan2 mengapa sebagian orang menganggap bahwa mengejar sabuk Hitam tidaklah penting:
• Belajar Karate biar dibilang hebat karena sudah bisa menghapal jurus (KATA)
  yang sebegitu banyak sampai dianggap bisa menghapal KATA tingkat tinggi
  Fakta : Banyak anak kecil Sekarang yg ngapalin Unshu, Suparinpai,
  Kururunfa, Gojushiho/ Useishi. Tapi tidak ada hasilnya alias cuma buat
  hapalan saja. Bahkan sekarang-sekarang ini saja, banyak anak-anak kecil
  yang mempunyai level senior dalam karate padahal secara fisik mereka belum
  sanggup. Bahkan waktu gashuku penulis pernah melihat anak kelas 5 SD sudah
  sabuk coklat strip 3 Kyu 1 level terakhir ditingkatan siswa. Mereka sudah
  bernafsu ngotot pengen ikutan ujian ke sabuk hitam.
• Biar dibilang sudah senior jika sudah memakai sabuk Hitam.
  Fakta : kalau mau sabuk hitam tinggal pergi ke toko olahraga beli sabuk hitam
  pilih yg corak kuning emas. gampangkan?
• Untuk melamar jadi satpam sepertinya ada gunanya bawa sertifikat sabuk
   beladiri.
   Fakta : Tapi nggak tau apakah semakin tinggi sabuknya akan semakin tinggi
   gaji yang diterimanya.

Menurut pendapat penulis bukan masalah penting atau tidaknya meraih sabuk hitam, tapi kembali lagi apa tujuan kita berlatih Karate. Mungkin sabuk Hitam berguna jika kita ingin menjadi pelatih atau pengurus dari suatu organisasi Karate. Tetapi hendaknya jika kita belajar Karate, kita jangan hanya condong mengejar tingkatan sabuknya saja, tetapi  kita harus meningkatkan kualitas dari latihan karate kita. Jika kualitas latihan kita bagus atau penguasaan akan ilmu Karate bagus maka sabuk atau pengakuaan akan datang dengan sendirinya sesuai keilmuan praktisinya, walaupun kita hanya punya sabuk dengan tingkatan rendah. Logikanya seperti ini:" jika kau dijuluki si tukang makan, maka bukan artinya kau ingin dijuluki si tukang makan tetapi karena kau memang doyan sekali makan, jadi saking doyannya secara tidak sadar kau dijuluki si tukang makan.
Bahkan Penulis menemukan fakta di lapangan bahwa ada seseorang yang sudah Dan III Karate Kala Hitam yang sudah sembilan tahun sudah tidak berlatih karate sama sekali, dan baru-baru ini ia berkeinginan untuk kembali berlatih Karate lagi. Hal ini menurut Penulis, menyalahi tiga prinsip dari ke20 Filosofi Karate Ginchin Funakoshi yaitu:pertama " mempelajari karate memerlukan waktu seumur hidup dan tak punya batasan",  kedua “Karate seperti air yang mendidih, jika kamu tidak memanaskannya secara teratur, ia akan menjadi dingin” dan ketiga “ Masukan Karate dalam keseharianmu, maka kamu akan menemukan Myo (rahasia yang tersembunyi). Berkaitan dengan hal tadi, menurut Penulis walaupun sudah tinggi tingkatannya orang tersebut masih belum mengerti dan memahami  apa mamfaat dan  filosofi dalam Karate. Seharusnya dengan bekal ilmu  Karatenya yang sudah tingkat tinggi ia harus selalu terus mengamalkan  karatenya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut penulis sayang sekali kalau sudah Dan III, karatenya justru ditinggalkan, lebih baik sabuk rendah tapi ilmu karatenya rutin terus diamalkan sepanjang hidupnya daripada sudah tingkatan tinggi tapi berhenti di tengah jalan alias tidak konsisten. Hal ini dapat dimaklumi karena rendahnya kualitas sekolah beladiri di tanah air yang kebanyakan hanya mengejar tingkatan sabuk, lain halnya dengan di Jepang. Di Negara matahari terbit tersebut seseorang yang belum pantas kualitas tekniknya tidak berhak untuk naik tingkat, dan tidak di perbolehkan untuk mencapai sabuk Hitam walaupun dia sudah senior (peserta yang sudah lama belajar di Dojo). Nah! Bagaimanakah dengan Anda, apakah anda hanya ingin sekedar mengejar sabuk Hitam tanpa meningkatkan kualitas teknik anda? Apakah anda termasuk orang yang tidak mementingkan sabuk Hitam dan hanya focus pada penguasaan teknik2 saja, ataukah kedua-duanya?

Sabtu, 03 Agustus 2013

MENGENAL GERAKAN DALAM KARATE, KIHON,KATA,KUMITE

gerakan karate
Karate merupakan salah satu seni bela diri populer di dunia yang diketahui berasal dari negeri Sakura, Jepang. Jenis bela diri yang satu ini menekankan pada kemampuan menghalau lawan dengan tangan kosong tanpa bantuan senjata apapun. Karate memang merupakan kata yang dibentuk dari dua huruf kanji yakni Kara dan Te. Kara sendiri berarti kosong dan te berarti tangan. Dengan demikian, sejak awal pembentukan jenis bela diri ini, memang ditujukan hanya dalam konteks penggunaan anggota badan misalnya tangan atau kaki sebagai senjata satu-satunya untuk melawan. Dalam karate, ada banyak jenis gerakan tubuh. Namun secara umum, gerakan karate ini dibagi atas tiga teknik utama antara lain: Kihon (teknik dasar), Kata (jurus) dan, Kumite (pertarungan).

Teknik gerakan karate yang pertama adalah Kihon. Dalam bahasa Jepang, Kihon atau 基本:きほん diartikan sebagai dasar, fondasi, pijakan dan lain-lain. Dengan demikian, apa-apa yang tercakup di dalam Kihon ini wajib dikuasai mereka yang hendak belajar karate. Sebab tanpa Kihon yang benar, maka seseorang tidak akan bisa langsung berpindah pada Kata terlebih menggunakan karate dalam Kumite. Gerakan karate dalam Kihon ini terdiri atas gerakan dasar yang mencakup pukulan, tendangan juga bantingan. Biasanya pada tahapan kihon ini, seseorang masih memegang sabuk putih maupun coklat. Jika mereka sudah bersabuk hitam, maka gerakan Kihon-nya sudah sangat sempurna atau baik.


Gerakan karate selanjutnya adalah Kata. Merunut pada artian sebenarnya, Kata berarti bentuk atau juga pola. Gerakan karate yang satu ini bukan hanya sekedar sebuah latihan untuk fisik namun lebih kepada filosofi atau prinsip-prinsip dasar dalam bertarung. Kata ini mengandung banyak hal, salah satunya adalah Bunkai. Apa itu Bunkai? Ia merupakan penerapan dari gerakan dasar Kata. Setiap gerakan Kata ini mempunyai riteme yang bervariatif demikian pula dengan teknik pernapasan yang mengiringinya.

Teknik gerakan karate selanjutnya adalah Kumite atau pertarungan. Jika merunut pada akah katanya, maka Kumite berarti pertemuan tangan. Biasanya Kumite ini hanya dilakukan atau dipraktekkan oleh mereka yang telah belajar karate dan telah sampai pada tahapan tertentu, misalnya mereka yang bersabuk biru atau di atasnya. Kumite ini sebenarnya merupakan ajang untuk melatih kemampuan seseorang. Dari kumite ini, terlihat seberapa baik mereka menerapkan pelajaran Kihon dan Kata. Pertarungan karate saat ini lebih kepada sebuah bentuk olahraga dan bukan lagi bela diri seperti layaknya Kumite di masa lampau. Bagaimana? Siap belajar karate? Sambil memantapkan niat, tak ada salahnya memahami aliran-aliran yang ada di dalam Karate. Misalnya sata Shotokan, Gojo-Ryu, Shito-Ryu, Wado-Ryu dan juga Kyokushin. Masing-masing aliran ini memiliki gerakan karate yang berbeda meski dasarnya pasti sama. Pilih yang memang sesuai dengan yang Anda cari.

Jumat, 02 Agustus 2013

ANTARA KARATE DAN SILAT DI INDONESIA

Antara Pencak Silat Dan Karate BKC

Seni beladiri merupakan jenis olah raga yang mempunyai aneka jenis dan variasi yang berbeda-beda antara daerah satu dengan yang lainnya bahkan dalam satu wilayah pun karena ada banyak perguruan bela diri gerakan jurus-jurus yang digunakan juga berbeda. Di Indonesia dengan keanekaragaman budayanya menghasilkan seni bela diri yang bermacam-macam. Seni ini disebut juga pencak silat.
Masing-masing seni pencak silat memiliki ciri khas tersendiri, ada yang dominan dengan gerakan tangan seperti menari, ada yang menggunakan seluruh anggota tubuh, dan ada juga yang memanfaatkan ilmu kanuragan atau ilmu spritual dalam menghadapi lawan. Di Indonesia pencak silat memang sangat identik dengan ilmu spritual sebab seni bela diri ini merupakan warisan leluhur yang pada masa itu masyarakat masih sangat akrab dengan pemujaan dan kepercayaan akan roh-roh leluhur.
Seiring majunya jaman dan mudahnya hubungan dengan luar negeri maka munculah olah raga bela diri dari negara lain yang masuk ke Indonesia baik yang masuk lewat penjajah ataupun dari warga negara Indonesia yang kembali dari negara lain. Salah satunya yakni karate, seni bela diri ini merupakan produk impor dari negara matahari terbit alias Jepang. Di Indonesia sambutan untuk karate sangat besar bisa dilihat dari banyaknya orang yang mempelajari bela diri ini. Bahkan sekarang atlet karate Indonesia bisa bersaing pada level regional dalam pesta olah raga semacam SEA Games dan Asian Games.
Sebenarnya pencak silat dalam hal melumpuhkan lawan tidak kalah dengan produk impor seperti karate. Hanya saja sekarang peminat belajar seni ini semakin sedikit akibat anggapan yang melekat bahwa pencak silat adalah olahraga kuno. Namun demikian akhir-akhir ini semenjak pencak silat dipertandingkan antar negara-negara di Asia, pencak silat mulai mendapat tempat lebih di masyarakat berkat prestasi Indonesia yang gemilang dalan ajang ini. Sebagai generasi penerus para pemuda juga diharapkan untuk terus melestarikan seni bela diri asli dalam negeri ini, bahkan kalau perlu ahli dalam kedua-duanya dengan demikian pencak silat tidak akan musnah ditelan jaman.
menurut pengamatan saya antara BKC dan silat adalah sama" bela diri yang ampuh dan keduanya pada era modern ini ini sudah mengarah kepada prestasi, jadi silat dan karate merupakan sama-sama olah raga untuk prestasi dan beladiri. terutama BKC yang lahir dari anak bangsa sendiri dan di gagas oleh anak bangsa indonesia masih ada unsur-unsur ajaran beladiri lokal diantaranya dari silat. alangkah baiknya kita sebagai insan yg berkecimpung di dunia olah raga bela diri saling mendukung dan mensuport satu sama lain. bukankah perbedaan itu indah adanya....

ALIRAN KARATE




Deskripsi singkat berbagai aliran Karate


Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.

Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam “4 besar JKF” adalah sebagai berikut:

1. Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan – sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

2. Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa “dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan”. Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3. Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

4. Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan terkadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.

Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam “4 besar JKF” antara lain adalah:

1. Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik didalam maupun diluar Jepang, serta turut berjasa mempopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo). Aliran ini juga menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

2. Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

3. Uechi-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).